Badan Enak Mahasiswi - Part 7

Firda, mahasiswi senior mentor Nabila sekaligus penasihatnya di BEM. Karena kesibukannya itu, skripsi Firda menjadi terbengkalai. 

Padahal ia sudah tinggal satu semester lagi untuk lulus dari Pelita Nusantara. “Kamu ini kapan lulus nak ?” begitulah kalimat ibunya setiap menelpon Firda. Hal itu secara tidak langsung membuat dirinya bingung dan kemungkinan akan vakum atau bahkan melepas Nabila di BEM demi skripsinya. Suatu sore, ia baru saja dimarahi dosen pembimbingnya karena dianggap tidak serius dalam mengerjakan kuliah. “Tugas mahasiswa itu salah satunya adalah penelitian. Seharusnya mahasiswa tingkat akhir seperti kamu paham dengan hal itu. Gimana progress skripsi kamu ?!” Mr. Hans, dosen pembimbing Firda mulai berceramah. “I.. ini pak. Saya belum sempat menyelesaikan bab 3 saya karena sibuk di kegiatan luar.” ujar Firda terbata-bata. “Sibuk ? Memangnya adik-adik kamu itu tidak becus mengurus BEM sampai kamu juga yang harus ikutan ?” sindir Mr. Hans. “Maaf pak. Saya ingin membantu mereka karena mereka memiliki masalah yang berat.” , “Justru kalau kamu bantu terus, mereka ga akan bisa maju. Nempel terus karena dibantuin. Lagipula apa ini ? Ini lebih baik saya jadikan bungkus nasi.” Mr. Hans memeriksa skripsi Firda sambil mencoret-coret. “Pokoknya minggu depan Bab 1, 2 dan 3 harus sudah siap. Tidak boleh ada kekonyolan seperti ini. Inget orangtua kamu di rumah.” Mr. Hans kemudian mengisi form bimbingan lalu meninggalkan Firda.

Saat Firda sedang tertegun, Ilham yang seangkatan dengan Firda lewat ditemani beberapa BD Troops. “Hai Firda cantik, sedih amat. Ups, abis bimbingan ya ? Mamam tuh kerjaan srikandi.” Ejek Ilham diiringi tawa BD Troops. Hal itu membuat Firda semakin down, jadwal sore yang seharusnya ada pertemuan dengan Nabila di cancel dan ia memilih pulang ke kosannya. Saat ia menunggu pesanan ojek online, tiba-tiba ada nomor yang ia kenal menelpon. “Halo ?” , “Kak, tolong…” terdengar suara lirih dari penelpon. “Ifah ! kamu dimana sekarang ?” Firda yang mengenal suara Ifah mulai panik. “Aku di rumah Raharjo kak.. tolong… aku ga mau lagi… *tuuut* ” , suara telepon ditutup. Firda yang dilanda masalah skripsi, kembali harus berurusan dengan BD, terutama demi Ifah salah satu murid kesayangannya selain Nabila berada di rumah salah satu musuh terbesarnya. “Gawat… aku harus apa ini ? Apa aku telpon Nabila ? Ah mending minta ditemani Sam saja.” Firda segera menelpon Sam yang tentunya bukan orang yang tepat untuk ditelpon. “Halo kak Firda. Ada apa ?” , “Sam, kamu di kampus kan ? Aku butuh bantuan penting !” ujar Firda panik. “Eh, kenapa kak ?” ujar Sam pura-pura panik, padahal ia juga sedang di rumah Raharjo menonton Ifah yang sedang dijadikan mainan oleh BD Troops. “Temani aku ke rumah Raharjo, mereka menculik Ifah. Kamu kan bawa mobil. Aku ajak Sofi juga untuk jaga-jaga.” ujar Firda. “Oke kak. Kalo gitu kebetulan baru selesai rapat. Otw.” Sam menutup telpon. “Guys, sebentar lagi hidangan utama akan segera datang. Terutama lo Jo, yang udah ngebet banget pengen ngebantai si lonte ini.” ujar Sam. “Gile, memang lo andalan kita semua.” puji Raharo sambil mengobel vagina Ifah yang sudah becek akibat rangsangan para BD Troops. Saat Sam menyalakan mobil di garasi, sayup-sayup terdengar teriakan Ifah. “Kasian si Ifah.” Batin Sam. Ia kemudian langsung tancap gas menuju kampus untuk menjemput mangsa baru BD yaitu Firda.

Sesampainya di kampus, Firda dan Sofi sudah bersiap untuk berangkat. Seperti biasa, Sofi membawa senjata double stick andalannya. “Sam, ayo langsung ke rumah Raharjo sekarang.” Perintah Firda. Mereka bertiga langsung menuju ke rumah Raharjo dan tanpa mereka sadari, salah satu mobil juga bergerak di belakang mereka. Setelah di rumah Raharjo, kondisi sangat sepi. Tidak ada satupun anggota BD yang berjaga di halaman rumah maupun di gang. Firda mulai waspada dengan kondisi ini. “Sov, aku mengandalkan kamu disini. Tolong lindungi aku ya.” ujar Firda. Sofi hanya terdiam, namun Firda maklum karena ia menganggap Sofi sudah dipenuhi dendam kepada BD. Padahal, Sofi sudah menjadi salah satu boneka Raharjo selain Cindy. Firda mendobrak pintu rumah Raharjo dan langsung merangsek kedalam.

Alangkah terkejutnya ia melihat Ifah dikelilingi para pria telanjang dan kondisi tubuhnya sudah mengenaskan. Lubang vagina dan anusnya menganga lalu mengeluarkan tetesan sisa sperma, sementara sekujur tubuhnya dipenuhi sperma kering dan kedua payudaranya memerah karena bekas gigitan. “Kak….” Ifah kemudian pingsan. “Raharjo ! Apa-apaan ini ! Lepaskan dia sekarang atau saya laporkan ini semua.” Teriak Firda. “Aduh-aduh… kamu lagi bebebku sayang. Kamu kesini mau ngelamar aku ya ?” Raharjo keluar dari kamarnya. “Gausah bicara menjijikan seperti itu ! lepasin dia sekarang.” bentak Firda. Raharjo dengan santai melepas ikatan Ifah. Sam dengan sigap membopong tubuh Ifah ke mobil. “Sekarang sebaiknya kalian menyerahkan diri. Aku membawa salah satu petarung yang akan bikin kalian semua hancur.” ujar Firda sambil merangkul Sofi. “Kurang ajar… udah di rumah orang, nantang-nantangin pula. Itu lonte udah gue lepas. Sekarang mending lo pergi dari sini sebelom lo nyesel.” bentak Wahyu. “Baiklah, ini peringatan buat kalian. Sekali lagi, kalian benar-benar akan habis. Ayo Sov.” Firda berbalik badan dan akan keluar rumah. Namun, ia tidak melihat Sam beserta mobilnya. Rumah Raharjo berada di daerah yang sepi ditambah lagi ternyata sudah malam sehingga jalanan jadi gelap. “Yakin mau pulang ? Ga nginep dulu ngobrol sama kita-kita ?” ujar Ilham yang muncul dari dapur membawa sejumlah peralatan. “Sial. Kenapa aku jadi terjebak disini. Aku harus pergi” batin Firda. Saat Firda ingin membalik badan, sebuah pukulan kecil membuat Firda terjatuh.

Sofi memukul Firda di bagian belakang sehingga membuatnya jatuh. Dengan sigap para BD Troops segera meringkus Firda dan melucuti pakaian hingga tersisa hijab panjang yang menutupi payudara besarnya. Firda kemudian ditidurkan di ranjang kamar Raharjo sambil diikat kaki keatas dan melebar sehingga vagina yang masih sempit dan ditumbuhi bulu halus terpampang. Begitupun kedua tangan Firda diikat ke ujung ranjang sehingga ia tidak bisa meronta. Hijab panjangnya disampirkan hingga dua payudara kebanggannya terpampang. Ilham menyalakan kamera rekaman diiringi gaya ala vlogger dari Raharjo dan Wahyu. “Hai para pecinta dunia malam. Kami akan memberikan tayangan special untuk kalian semua.” , kamar Raharjo sangat luas sehingga bisa diisi oleh 10 sampai 15 orang. Malam itu akan menjadi malam yang mengerikan bagi Firda. Kira-kira apa yang akan dilakukan Raharjo yang menaruh rasa dendam padanya sejak lama ?

“Ugh… gelap… ini dimana ?” batin Firda yang perlahan tersadar namun matanya ditutup sehingga ia tidak melihat apapun. “Kenapa dingin ? Ah jangan-jangan…” Firda mulai menggerakkan tubuhnya dan benar saya, ia sadar kalau tubuhnya sudah terikat dan tidak bisa berontak lagi. Kemudian, Firda dalam hatinya menangis karena melakukan tindakan ceroboh sehingga ia menjadi seperti saat ini. Tak lama kemudian, Raharjo dan gerombolan BD Troops beserta seseorang yang tinggi besar masuk ke ruangan Firda tanpa busana sehingga mereka siap menggempur salah satu akhwat kabinet srikandi.

“Bebep.. udah bangun ?” goda Raharjo sambil meraba perut Firda yang mulus namun agak gempal. “Raharjo ! lepasin ! Dea ga akan tinggal diam.” teriak Firda. Sambil berteriak, tiba-tiba perutnya berbunyi karena lapar. Hal itu membuat gerombolan laki-laki di ruangan itu tertawa. “Pantesan teriak-teriak. Minta makan ?” ujar Wahyu sambil menampar Firda. “Santai yu. Jangan buang-buang energi.” Udin masuk membawa sebuah roti yang didalamnya sudah diisi sperma sisa coli para anggota BD yang disiapkan. “Firdaku mau makan ? Mau yang rasa susu atau rasa daging ?” ujar Raharjo disambut tawa anak buahnya. “Ugh… nggak akan ! aku gamau makan dari hasil haram kalian !” bentak Firda. “Kurang ajar nih lonte.” Raharjo mengambil roti tersebut lalu menyuruh anak buahnya memaksa Firda membuka mulutnya. “mmmhh… mmhh…” Firda berusaha menutup mulut. Salah satu anggota BD kemudian menyubit lalu menarik puting Firda sehingga ia terpaksa berteriak. Dengan sigap salah satu anggota BD menahan mulut Firda menggunakan tangannya yang penuh otot. “aaa…aaaaaa.. wawa..waa….”. Raharjo dengan sigap langsung memasukkan roti tersebut lalu BD Troops yang memegangi mulutnya langsung menutup mulut Firda dan memaksanya memakan roti itu. Firda terpaksa mengunyah roti berisi sperma tersebut. Awalnya ia merasakan sesuatu yang aneh di dalam roti itu, namun karena rasa lapar dan ancaman para anggota BD, Firda lalu menelannya.

“Pintar sayangku… Sekarang kamu udah sarapan. Olahraga pagi dulu ya.” Raharjo mengelus paha Firda yang montok dan mulus sambil sesekali menamparnya. “Empuk juga nih paha. Tapi sayang letoy.” ujar Raharjo sambil menggoyang paha Firda yang terikat menggantung. Secara perlahan, Raharjo memasukkan jarinya ke dalam vagina Firda. “ngghh…” Firda reflek melenguh saat Raharjo mengobok pelan vaginanya yang baru pertama kali disentuh lelaki. “Eh, baru mulai udah bunyi. Enak ya ?” ejek Raharjo. “Nggak ! stop ! Akan aku laporin kalian semua !” Firda menggerakan kakinya, namun hal itu malah memuluskan jari-jari Raharjo untuk menari-nari di vaginanya. “Udah jo… nnggaahhh…” Firda berusaha menahan geli dari serangan Raharjo. Setiap adegan direkam dari berbagai sudut kamera layaknya studio film. Udin dan Wahyu kemudian membantu Raharjo untuk merangsang Firda. Udin mengelus dan menciumi kedua kaki Firda dari atas hingga ke pahanya. Sementara Wahyu meraba perut dan payudara Firda sambil membisikkan kata-kata kotor yang sangat merusak otak wanita. Wahyu yang merupakan anak psikologi memiliki keahlian cuci otak. Saat awal kuliah, ia sering membantu Raharjo merangsang target. Akhir-akhir ini, ia jarang melakukan hal itu dan lebih suka merangsang secara paksa. Namun Wahyu tertarik untuk mencoba kembali kemampuannya pada Firda. “Aku tahu kamu sering ngebayangin para ikhwan kampus kan ? Sekarang bayangin mereka sedang melayani tubuh kamu, menjilati kamu, merangsang kamu dengan lembut. … … Ayo ukhti sayang… nikmatilah…” bisik Wahyu. Pertahanan Firda perlahan-lahan goyah oleh bisikan Wahyu sehingga ia mulai meracau tidak jelas. “Aakkhhh… iyaahh akhi…” desah Firda.

Sudah sepuluh menit Firda dipermainkan oleh Raharjo, Udin dan Wahyu. Vaginanya sudah becek dan mulutnya terus mendesah dengan kata-kata yang selama ini ia anggap sangat tabu. “Akhi… teruss… aaahhh…. Enak akhi…. Aaahhhyyaahhh…” desahan Firda semakin menjadi tanpa sadar air liur dari mulutnya menetes keluar. Wahyu terus mengotori Firda dengan kalimat menggoda sambil meremas payudaranya yang kenyal. Udin menjilati kedua paha Firda bergantian dan Raharjo memutar-mutar jarinya di vagina Firda hingga membuat gairah Firda semakin panas. “Akhi… Firda udah ga tahan…. Ooohhhhh... yeesss…” teriak Firda sambil mengejang melepas orgasme ketiganya. “Enak ya ukh sampe tiga kali keluar..” goda Wahyu sambil melepas serangannya. “Iyaahhh… ayo akhi… lagiiii.. mmmhhh…” kali ini Firda sudah terangsang berat. “Gile lo masih ampuh juga ilmu itu. Gue jadi ga perlu pake obat buat manasin dia.” bisik Raharjo.

Udin, Raharjo dan Wahyu kemudian minggir sambil memberi jalan kepada seseorang yang ternyata adalah Mr. Hans sang dosen bimbingan Firda. “Yu, kayaknya bang Hans masih butuh bantuan lo.” bisik Udin. Wahyu kemudian menghampiri Firda sambil kembali membisik. “Ukhti mau aku masukin ?” , “Iyaahhh… ayo akhi…. Aku sudah ga tahan.. mmhh…” racau Firda sambil menggeliat. Hans sudah bersiap untuk membobol Firda dengan penis 20 cm kebanggaannya. “Tahan ya ukh… aku masukkin nya pelan nih.” Bisik Wahyu. Firda menggigit bibir bawahnya sambil menggoyang pinggul. Hans mulai menggesekkan kepala penisnya di bibir vagina Firda yang sudah sangat becek. “Ayo akhi… aku udah siap… mmhh…sshh…” , “Aku masukkin ya..” bisik Wahyu sambil memberi komando kepada Hans. Dengan perlahan, Hans mulai memasukkan penisnya. “Aih… pelan-pelan…” desah Firda. “Tahan ukh…” bisik Wahyu. Hans mulai mendorong penisnya masuk. “Tahan bentar lagi ukh… oouhh…” bisik Wahyu diiringi teriakan Firda. “Akhi…. Ooohhh… sakiitt..” . Wahyu meminta Hans menahan sejenak penisnya. “Enak kan ukh ?” bisik Wahyu. “manggilnya abi umi dong… “ goda Firda. “Oke umi… aku lanjut ya.” Bisik Wahyu. Hans mulai memaju mundurkan penisnya sambil memeluk kaki Firda yang menggantung. “Ohh… sakiittt abi… pelan-pelan…” desah Firda. Hans kemudian membuat ritme cepat-lambat-cepat dibantu bisikan Wahyu mambuat Firda semakin menggila. “Abi… ooohhh… teruusss… enaaakk… iyaahhh…” desahan Firda membuat para BD Troops mulai mengocok penis mereka masing-masing. “Abi… umi mau keluar…. Ooohhh… enaakk abii…” Firda teriak sambil melentingkan tubuhnya. Vagina Firda menjadi semakin basah hingga sebagian menetes keluar dari sela-sela persetubuhan.

Lima belas menit kemudian, Hans memberi kode kepada Wahyu kalau ia akan keluar. “Umi… abi udah sampee… keluarin di dalam yaa…” , “Ohhh… keluarin dimana aja abi… umi ga peduli lagi…. enaakk… penis abi enaakk…” desah Firda. “Nyebutnya kontol dong umi…” , “Iyaahhh… kontol abi enak… udah.. aahhh mau keluar lagi… bareng… aaaihhhh…” Firda kembali orgasme dibarengi Hans yang menekan penisnya dalam-dalam sambil memeluk erat kaki Firda. Kedua insan itu kemudian saling membagi cairan sex dalam jumlah yang besar. Saat Hans melepas penisnya, sisa cairan yang tidak tertampung meluber keluar. Nafas Hans dan Firda tersengal-sengal. Hans kemudian memberi kode pada Wahyu untuk minggir. Sambil mengelap sisa sperma menggunakan hijab Firda, Hans membisikkan sesuatu yang membuat Firda terdiam dan mulai menangis. Hans kemudian pergi sambil menyerahkan sejumlah uang kepada Raharjo.

“Tega kalian semua ! Jahanaamm !” teriak Firda di sela kelelahannya diiringi tawa para anggota BD. Raharjo membuka lakban yang menempel di mata Firda. “Aih..” gerakan kasar dari lakban tersebut sedikit membuat bagian matanya sedikit sakit. Firda kini dalam kondisi berkeringat dan mata sembap. “Hewan kalian semua ! Biadab !!!” teriak Firda sambil menangis. “Loh kok malah nangis ? Tadi lo keenakan tuh sampe nyebut abi umi.” ledek Wahyu. “Daripada teriak ga jelas, mending lo diem.” Raharjo memasang ball-gag dan sumpalan kain ke mulut Firda. “Permainan baru dimulai Firda, sang srikandi senior.” Raharjo memerintahkan anak buahnya mengeluarkan alat-alat. “Ini sebenarnya bakal gue pake untuk Nabila saat upacara penutupan pengurus kalian nanti. Tapi, ada baiknya dicoba dulu jaga-jaga kalau rusak.” Raharjo mengeluarkan alat seperti bekam. Ia memasang bekam tersebut di kedua puting Firda.

“Siapa yang mau susu gratis ?.” Ledek Raharjo. Alat tersebut kemudian dinyalakan hingga kedua putting Firda mengembung. Kemudian Raharjo memasang selang dan disambung ke botol dan alat bekam tersebut. Kemudian ia mengambil jarum suntik perangsang hormon penghasil susu. “Kita haus nih abis nonton lo main sama abi kamu.” Ledek Raharjo. Firda kembali menangis membayangkan perlakuan Raharjo padanya. “mmmmhhh… mmmm….” Firda menahan sakit saat alat suntik itu mulai menembus kedua payudaranya. Saat dicabut, bekas suntikan tersebut menjadi bentol sedikit dan menimbulkan urat biru di payudara Firda. “Sekarang kita mau nyoba susu rasa kabinet srikandi itu kayak gimana ya ? Siapa yang mau susu sekarang ?” ledek Raharjo. “Kami mau susu !” teriak para BD Troops yang berjumlah 11 orang ditambah Wahyu dan Udin.

Raharjo menekan tombol alat tersebut dan seketika puting Firda yang mengembung seperti tersedot alat tersebut. Sedikit demi sedikit cairan putih seperti susu mulai menetes keluar. “Susu nya putih. Rasa vanilla dong. Aku penasaran Nabila pasti rasa coklat, Nadya rasa strawberry trus Dea rasa matcha.” Raharjo semakin melecehkan Firda yang sudah tidak berdaya. “Oh iya, efek suntik ini cuma ngeluarin satu setengah liter susu, dan kalau udah habis sih bakal kempes lagi.” ujar Raharjo sambil menyentil payudara Firda. Setelah hampir setengah jam, ember tersebut sudah terisi penuh oleh susu hasil payudara Firda. Efek bentol suntikan tersebut mengecil dan puting Firda kembali normal. Raharjo mencabut alat tersebut sambil melepas sumpalan di mulutnya. “Jo… ampun…” lenguh Firda. “Eits… sutsutsut.” Raharjo menutup mulut Firda menggunakan telunjuknya. Kedua tangan Raharjo kemudian memainkan payudara Firda lalu kedua putingnya dihisap sambil diremas-remas dengan penuh nafsu. “Aaiihhh…. Geli Jo… udah” desah Firda. Raharjo kemudian melepas hisapan nya yang sedikit ada sisa susu. “Ternyata susu lonte kita seger. Bisa jadi bisnis nih. Apalagi toketnya gede gini disedot tiap hari juga ga abis-abis.” Ledek Raharjo sambil menyentil puting Firda.

Waktu sudah jam 10 malam. Setelah beristirahat dan mengisi ulang rekaman video, 30 anggota BD berkumpul di ruang tamu. Wahyu dan Udin melepas ikatan kaki dan tangan Firda yang sudah tidak bertenaga lalu dibopong ke meja ruang tengah. “Siapa yang mau lonte seger ini acung !” Raharjo memulai pidato diiringi teriakan dan tawaan. “Sekarang acara utama kita. Tapi kita panggil dulu bintang tamu malam ini.” Sofi kaluar dengan membawa stik diiringi riuh para anggota BD. “So…Sofi ??? Ga mungkin… Sejak kapan kamu..” ujar Firda. “Asal lo tau, dia yang bikin lo jadi kayak gini !” ledek Udin diiringi tawa anggota lain. Firda sudah tidak bisa menggambarkan rasa sakit hatinya, pertama ia direndahkan Wahyu, diperawani dosen yang ia hormati lalu sekarang salah satu pengawal setianya sudah telanjang di hadapannya. Firda hanya menunduk saat Sofi menghampiri Firda. “Beri kami lesbian hot !” teriak salah satu anggota BD diiringi teriakan setuju dari yang lainnya.

Sofi memulai dengan mencium dan menjilati kaki hingga paha Firda bergantian kiri dan kanan. Setelah itu, Sofi menciumi perut Firda sambil meremas ringan payudaranya. Setelah itu tangan kanan dan kiri Firda tak luput dari jilatan dan ciuman Sofi. Saat Sofi menghadap wajah Firda, ia menunduk lalu berbisik , “Maaf kak.” . Sofi langsung mencium Firda dan tangannya mengobok vagina Firda. Firda yang sudah seperti mati rasa hanya pasrah menerima serangan Sofi sambil sesekali mengerang kecil. Setelah vagina Firda basah, Sofi memasukkan sticknya ke vagina Firda dan satu sisi lainnya dimasukkan ke vagina sendiri. Sofi memaju mundurkan tubuhnya sambil memegangi double stick yang juga dimaju mundurkan di vagina Firda. “Oouuhhh… yeesshhh…” desahan Sofi mulai menggema di ruang tamu diiringi lenguhan Firda. “Kak, enak kan ? oouuhhss…” . “Sof… dingin dan keras… oouuhhh…” Firda dan Sofi saling berbalas desahan. Beberapa menit kemudian, kedua gadis itu menekan selangkangan masing-masing. “Aaiihhh…. Yeeess….” , “aauhh….. mmmh…” kedua gadis itu melolong sambil meremas payudara masing-masing. Sofi kemudian mencabut stik yang basah oleh cairan bening dari vaginanya dan vagina Firda. Sofi membuang stik itu lalu menidih tubuh Firda. “Kak… nanti main kayak gini lagi ya di sekre.. Aku ajak Cindy juga.” Bisik Sofi sambil kelelahan. Firda terkejut saat Sofi menyebut nama Cindy, ternyata sebelumnya BD sudah melakukan sesuatu pada adik-adik kesayangannya. Sofi kemudian mencium pipi Firda dan pergi ke kamar mandi.

“Kenapa ? mau nangis lagi gara-gara adikmu yang manis dan sexy itu udah jadi mainan kita ?” ledek Raharjo sambil menampar paha Firda. “Udah Jo… cukup… aku udah ga kuat lagi…” Firda memelas. “Hehe.. .ayo Din, Yu. Dia pengen cepet selesai katanya.” Raharjo mengajak Udin dan Wahyu lalu mereka bertiga mengepung Firda. Tubuh Raharjo di bawah Firda sambil tangannya memegang payudara Firda untuk diremas dan menganal lubang anus Firda. Udin memegangi kepala Firda untuk dioral. Wahyu sudah siap dengan penisnya untuk melayani vagina Firda. Tanpa berlama-lama, Wahyu langsung menyodok penisnya ke vagina Firda diikuti Udin yang menyodok penisnya ke mulut Firda. Sementara itu, Raharjo masih mendorong-dorong penisnya untuk menembus lubang pantat Firda. “Mhhh… mmmmmhhh…” Firda menahan sakit sambil mmejamkan matanya. *blessss* penis Raharjo akhirnya menembus lubang belakang Firda diiringi tangisan sang gadis. Kini, ketiga lubangnya sudah disumpal penis para senior BD dan direkam ramai-ramai. “Are you ready to rumble ? One ! Two ! Three ! Let’s plaayyy !!!” Udin, Wahyu dan Raharjo langsung memaju mundurkan penis mereka dengan kasar. Dari lubang pantat Firda, menetes sedikit darah yang menyebabkan rasa perih luar biasa. Udin dengan nafsu mencengkeram kepala Firda sambil memaju mundurkan penisnya, Raharjo meremas payudara Firda sambil menganal lalu Wahyu sambil meremas kedua paha Firda menyodok penisnya dengan cepat.

Setelah lima belas menit kemudian, ketiga serigala BD ini sudah bersiap. “Rasain nih crot an gw. Gw bikin bunting lu.” Teriak Wahyu sambil menyodok penisnya dalam-dalam. “Gue juga mau keluar jing ! ooohhhh…” Raharjo juga menekan penisnya dalam-dalam. “Telen nih makan malam… uuuhhh…” Udin menekan kepala Firda. mereka bertiga langsung menuncratkan sperma masing-masing ke dalam vagina, mulut dan lubang anus Firda sampai puas. Setelah beberapa kali tembakan sperma, mereka bertiga mencabut penis masing-masing lalu Udin dan Wahyu pergi menyusul Sofi ke kamar mandi. “Sekarang giliran kalian yang main. Sebelumnya sayangku ini dikasih tenaga dulu.” Raharjo mengambil segelas susu hasil payudara Firda lalu dicekoki di mulutnya. “Minum nih, telen protein double hasil perahan lo sendiri.” Ejek Raharjo. “Gue mau istirahat, lo mainin dah tuh lonte ampe puas.” seru Raharjo kepada anak buahnya. Raharo pergi ke kamar mandi lantai bawah karena sudah ada Cindy yang menunggu sambil bermasturbasi. Sementara itu, Firda bernasib malang. Ia harus melayani 27 orang semalaman secara bergantian di vagina, pantat dan mulutnya. Entah sudah berapa liter sperma dimasukkan kedalam tubuh panutan Nabila dan kawan-kawan ini. Saat ayam berkokok jam 4 pagi, suasana rumah Raharjo sudah sunyi. Firda dibiarkan tergeletak pingsan dengan tubuh penuh sperma dan susu kering hasil pesta semalaman. Vagina dan anusnya sudah menganga dan campuran susu bercampur sperma mengalir dari mulutnya. Di tempat lain, Raharjo sudah tertidur sambil memeluk Cindy dengan penis yang masih menancap di vagina mungilnya. Sementara Sofi juga tertidur dengan penis Wahyu dan Udin menancap di kedua lubang kenikmatan. Dalam mimpi, Firda membayangkan Nabila dan seluruh kabinet srikandi akan diperlakukan seperti ini sambil menangis.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Badan Enak Mahasiswi - Part 7"

Post a Comment