Sampai
suatu pagi, Tina sedang ada jam kuliah dan suamiku berangkat ke kantor,
tinggalah aku jaga rumah sendirian dengan Gadhati ditemani Pak Dewo sang tukang
banunan dan dua orang temannya yang sedang bekerja di belakang rumah…..
Aku
memutuskan menggendong Gadhati keluar untuk duduk dan bermain di teras depan
rumah.
Beberapa
saat kemudian ada Pak Mar salah seorang tukang bangunan yang bekerja di
belakang rumah lewat samping rumah terus kedepan untuk membeli sesuatu di toko
bangunan depan kompleks, dia melihatku dan akupun dengan cuek tetap bermain
bersama anakku. Dan pak Mar pun kembali dengan sekarung semen dan menyapaku
sambil tersenyum ketika melewatiku, karna menjaga pandangan aku pun tidak
memperhatikan dan bersikap cuek kepadanya.
Dibelakang
rumah, pak Mar Nampak kesal.
“sok
jual mahal banget tuh akhwat anak satu” gerutu pak Mar
“ente
kenapa Mar? kesambet di jalan ya tadi?” sambung kakek Dewo
“bukan
gitu mbah Wo, itu tadi kan ane lewat depan rumah buat beli semen, di depan ada
non Rere yang lagi main sama anaknya, eh pas ane sapa orangnya diem aja, ane
dicuekin mbah, sombong banget kan?”
“Maklum
lah Mar, namanya juga akhwat jilbab lebar, kan emang rata rata sikapnya judes
gitu” sahut kakek Dewo
“bener
kek, kebanyakan akhwat memang judes gitu, tapi kalo sudah ngerasain enak juga
bisa nurut kok” celetuk Irfan, satu dari ketiga tukang bangunan itu yang baru
lulus SMA
“eeeeeeeee
ini bocah ikut ikut aja nimbrung urusan orang dewasa, tau apa lu tentang
akhwat?” Tanya pak Mar
“tau
banyak pak, soalnya kakak Irfan juga seorang akhwat, bahkan dia seorang
ustadzah yang sering ngisi ceramah” jawab Irfan tak mau kalah.
Mendengar
celotehan pak Mar dan Irfan, kekek Dewo kembali teringat akan kenangan masa
lalunya saat di rumuah Kyai Kholil dulu, dimana dia bebas menikmati tubuh Nyai
Siti dan keluarganya. Sungguh surga dunia dikala itu. Entah kenapa nafsu Syetan
kakek Dewo yang telah lama tertidur langsung bangun ketika mengingat kenangan
masa lalunya. Dan akhirnya sebuah ide gila itu muncul di kepala kakek Dewo,
rencana untuk menakhlukkan keluarga non Resa Rere dan keluarganya…
Jam
menunjukkan tengah malam, aku terbangun dari tidurku, kulirik jam dinding pukul
00.15
Kebiasaan
ku kalau terbangun tengah malam aku biasanya sholat tahajud. Segera aku menuju
ke kamar mandi belakang, sebelum ke kamar mandi aku melewati dapur untuk minum
air dingin yang ada di kulkas. Satelah selesai wudhu aku langsung menuju
kamarku dan memakai mukena untuk menunaikan sholat tahajud.
Dan
akupun mulai sholat, tapi setiap kali aku mau memulai sholat tiba tiba rasa
gelisah melanda fikiranku, rasanya sedikit lemas, dan tubuhku terasa memanas,
entah perasaan apa ini, hal yang sebelumnya belum pernah aku rasakan. Setiap
kali aku berusaha untuk fokus dan akan memulai sholat badan ku semakin panas
dan sangat gerah.
Aku
pun memutuskan untuk duduk dulu sembari menenangkan fikiran ku dan suhu badan
ku yang tiba tiba kacau ini, aku mulai berdzikir untuk meredam semua perasaan
aneh ini, kupejamkan mataku dan terus berdzikir.
Tiba
tiba aku mendengar suara aneh, suara ini bukan suara perkataan tapi lebih mirip
suara desahan. Aku semakin fokus dengan apa yang ku dengar.
“Aaaaaahhhhh…..mmhhhhhhhhhh…
Terruuuuuuss Aaaa"
Deeggg…
sambil menutup mulutku, apakah itu suara teh Rere?????
0 Response to "Muslihat Sang Penakhluk - Part 2"
Post a Comment