Muslihat Sang Penakhluk - Part 2

Sampai suatu pagi, Tina sedang ada jam kuliah dan suamiku berangkat ke kantor, tinggalah aku jaga rumah sendirian dengan Gadhati ditemani Pak Dewo sang tukang banunan dan dua orang temannya yang sedang bekerja di belakang rumah…..




Aku memutuskan menggendong Gadhati keluar untuk duduk dan bermain di teras depan rumah.
Beberapa saat kemudian ada Pak Mar salah seorang tukang bangunan yang bekerja di belakang rumah lewat samping rumah terus kedepan untuk membeli sesuatu di toko bangunan depan kompleks, dia melihatku dan akupun dengan cuek tetap bermain bersama anakku. Dan pak Mar pun kembali dengan sekarung semen dan menyapaku sambil tersenyum ketika melewatiku, karna menjaga pandangan aku pun tidak memperhatikan dan bersikap cuek kepadanya.





Dibelakang rumah, pak Mar Nampak kesal.

“sok jual mahal banget tuh akhwat anak satu” gerutu pak Mar

“ente kenapa Mar? kesambet di jalan ya tadi?” sambung kakek Dewo

“bukan gitu mbah Wo, itu tadi kan ane lewat depan rumah buat beli semen, di depan ada non Rere yang lagi main sama anaknya, eh pas ane sapa orangnya diem aja, ane dicuekin mbah, sombong banget kan?”

“Maklum lah Mar, namanya juga akhwat jilbab lebar, kan emang rata rata sikapnya judes gitu” sahut kakek Dewo

“bener kek, kebanyakan akhwat memang judes gitu, tapi kalo sudah ngerasain enak juga bisa nurut kok” celetuk Irfan, satu dari ketiga tukang bangunan itu yang baru lulus SMA

“eeeeeeeee ini bocah ikut ikut aja nimbrung urusan orang dewasa, tau apa lu tentang akhwat?” Tanya pak Mar

“tau banyak pak, soalnya kakak Irfan juga seorang akhwat, bahkan dia seorang ustadzah yang sering ngisi ceramah” jawab Irfan tak mau kalah.





Mendengar celotehan pak Mar dan Irfan, kekek Dewo kembali teringat akan kenangan masa lalunya saat di rumuah Kyai Kholil dulu, dimana dia bebas menikmati tubuh Nyai Siti dan keluarganya. Sungguh surga dunia dikala itu. Entah kenapa nafsu Syetan kakek Dewo yang telah lama tertidur langsung bangun ketika mengingat kenangan masa lalunya. Dan akhirnya sebuah ide gila itu muncul di kepala kakek Dewo, rencana untuk menakhlukkan keluarga non Resa Rere dan keluarganya…









Jam menunjukkan tengah malam, aku terbangun dari tidurku, kulirik jam dinding pukul 00.15

Kebiasaan ku kalau terbangun tengah malam aku biasanya sholat tahajud. Segera aku menuju ke kamar mandi belakang, sebelum ke kamar mandi aku melewati dapur untuk minum air dingin yang ada di kulkas. Satelah selesai wudhu aku langsung menuju kamarku dan memakai mukena untuk menunaikan sholat tahajud.
Dan akupun mulai sholat, tapi setiap kali aku mau memulai sholat tiba tiba rasa gelisah melanda fikiranku, rasanya sedikit lemas, dan tubuhku terasa memanas, entah perasaan apa ini, hal yang sebelumnya belum pernah aku rasakan. Setiap kali aku berusaha untuk fokus dan akan memulai sholat badan ku semakin panas dan sangat gerah.

Aku pun memutuskan untuk duduk dulu sembari menenangkan fikiran ku dan suhu badan ku yang tiba tiba kacau ini, aku mulai berdzikir untuk meredam semua perasaan aneh ini, kupejamkan mataku dan terus berdzikir.

Tiba tiba aku mendengar suara aneh, suara ini bukan suara perkataan tapi lebih mirip suara desahan. Aku semakin fokus dengan apa yang ku dengar.





“Aaaaaahhhhh…..mmhhhhhhhhhh… Terruuuuuuss Aaaa"



Deeggg… sambil menutup mulutku, apakah itu suara teh Rere?????

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Muslihat Sang Penakhluk - Part 2"

Post a Comment