Muslihat Sang Penakhluk - Part 3



Di sebuah rumah kontrakan kecil di pinggiran kota, kakek Dewo duduk bersila dan fokus merapal mantra. Saat tengah malam itulah kakek Dewo mulai melancarkan serangan ke kediaman Resa Rere. Sejak siang tadi dia telah memasang jimat kecil tepat diatas pintu menuju dapur. Jimat pengasihan Jaran Goyang Lali Kandang. Efeknya yaitu setiap ada orang yang melewati pintu itu maka gairah syahwatnya akan naik jika yang melawati seorang wanita, tapi jika yang melewati laki laki maka dia akan naik juga syahwatnya tapi tidak ke istrinya wanita yang halal baginya, melainkan ke wanita lain, wanita yang haram baginya. Berbekal jimat pengasihan dan beberapa mantra yang pernah diajarkan temannya yaitu ki Edo, kakek Dewo akhirnya mampu menyempurnakan Jimat pengasihan Jaran Goyang Lali Kandang.




Kini kakek Dewo sedang fokus untuk memulai ritual Raga Sukma, tidak butuh waktu lama kini Roh kakek Dewo sudah berada di luar raganya yang sedang duduk bersila. Roh kakek Dewo langsung terbang dan menuju Rumah mangsanya.



Kakek Dewo sudah sampai dan sudah masuk ke dalam rumah yang siang tadi sedang dia renovasi, rumah Resa Rere. Kakek dewo menembus pintu dan dinding, dia berhasil masuk ke kamar Resa Rere.
Terlihat sepasang suami istri yang sedang bercumbu mesra tanpa menghiraukan bayinya yang sedang tidur pulas di keranjang bayi. Kakek Dewo tahu kalau jimat pengasihannya sudah bekerja dengan baik, terlihat Resa Rere yang sedang naik syahwatnya dan suaminya yang pasti suaminya itu sedang membayangkan bercinta dengan wanita lain yang bukan istrinya.



Kakek Dewo hanya tersenyum melihat pasangan suami istri yang sudah dikuasai nafsu itu, rencananya berjalan sukses. Tapi ketika sedang asyik menonton live show kakek Dewo merasakan ada ancaman, ada sinar cahaya putih dari langit yang sedang menuju rumah itu, insting kakek Dewo merasakan ada sumber ancaman di kamar sebelah. Benar saja setelah menembus tembok pembatas ternyata di kamar sebelah ada Tina sepupu Resa Rere yang akan melakukan ibadah.


“gawat nih kalau jimat ku hancur gara gara dia” batin kakek Dewo

Kakek Dewo pun berusaha menggagalkan ibadah Tina, setiap Tina mengangkat kedua telapak tangannya sesaat sebelum memulai sholat kakek Dewo membisikkan mantra dan meniupkannya di tengkuk leher belakang Tina, hal itu membuat Tina merasakan hal hal aneh, terlihat Tina tidak melanjutkan sholatnya melainkan mulai berdzikir, kakek Dewo juga tidak mau menyerah, dia meniupkan mantra ke telinga Tina, alhasil pendengaran Tina menjadi semakin tajam dan yang pasti dia akan mendengarkan pergumulan yang ada di kamar sebelah. Kakek Dewo berniat mengerjai Tina yang masih polos ini.












Tina

Tiba tiba aku mendengar suara aneh.

Aku semakin fokus dengan apa yang ku dengar.


“Aaaaaahhhhh…..mmhhhhhhhhhh… Terruuuuuuss Aaaa"


Deeggg… sambil menutup mulutku, apakah itu suara teh Rere?????

Tidak.. tidak mungkin ini suara teh Rere, tapi suara ini semakin jelas dan aku yakin itu suara teh Rere. Badan ku terasa semakin gerah, perasaan aneh semakin membuatku tidak tenang. Sangat gerah aku rasakan, akhirnya melepas semua pakaianku lalu memakai mukena ku lagi. Aku berniat melanjutkan dzikir ku. Toh tubuhku masih tertutup semua dengan mukenaku meskipun di dalam mukena aku tidak memakai apa apa. Lagi dan lagi, aku mendengar suara desahan dan suara itu lama lama semakin jelas. Badan ku terasa panas dingin saat mendengar desahan desahan teh Rere, rasanya badan ku terasa lebih sensitive dari sebelumnya, kepala ku juga terasa agak pusing, rasa gatal tiba tiba datang di beberapa titik tubuhku. Dan hal yang paling aneh adalah tangan ku tiba tiba begerak sendiri mengelus dan memainkan payudaraku…



Mmhhhhh….. kenapa jadi ginniiihh… batin ku



“Oooouuhh terruuusss Aaaa, aaaahhhhhhh” suara teh Rere semakin jelas di telingaku.

apakah senikmat itu berstubuh? Bathin ku bergejolak…


nikmat, iya ini terasa nikmat, badan ku terasa sangat panas dan tangan ku juga semakin intens memainkan perannya… tangan kanan ku mengelus elus vaginaku dan tangan kiriku meremas payudaraku, sambil memakai mukena aku melakukan kegiatan yang hina ini, hati kecilku menolak perbuatan hina ini tapi tangan ku tak bisa kuhentikan, ini terlalu nikmat….

Aaaasssssshhh… mmmhhhhh… Ooouucch… vaginaku menyemburkan sebuah cairan yang membuatku sangat lega. Badan ku terasa sangat lemas dan akupun tertidur sambil masih memakai mukenaku.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Muslihat Sang Penakhluk - Part 3"

Post a Comment