Di
sebuah rumah kontrakan kecil di pinggiran kota, kakek Dewo duduk bersila dan
fokus merapal mantra. Saat tengah malam itulah kakek Dewo mulai melancarkan
serangan ke kediaman Resa Rere. Sejak siang tadi dia telah memasang jimat kecil
tepat diatas pintu menuju dapur. Jimat pengasihan Jaran Goyang Lali Kandang.
Efeknya yaitu setiap ada orang yang melewati pintu itu maka gairah syahwatnya
akan naik jika yang melawati seorang wanita, tapi jika yang melewati laki laki
maka dia akan naik juga syahwatnya tapi tidak ke istrinya wanita yang halal
baginya, melainkan ke wanita lain, wanita yang haram baginya. Berbekal jimat
pengasihan dan beberapa mantra yang pernah diajarkan temannya yaitu ki Edo,
kakek Dewo akhirnya mampu menyempurnakan Jimat pengasihan Jaran Goyang Lali
Kandang.
Kini
kakek Dewo sedang fokus untuk memulai ritual Raga Sukma, tidak butuh waktu lama
kini Roh kakek Dewo sudah berada di luar raganya yang sedang duduk bersila. Roh
kakek Dewo langsung terbang dan menuju Rumah mangsanya.
Kakek
Dewo sudah sampai dan sudah masuk ke dalam rumah yang siang tadi sedang dia
renovasi, rumah Resa Rere. Kakek dewo menembus pintu dan dinding, dia berhasil
masuk ke kamar Resa Rere.
Terlihat
sepasang suami istri yang sedang bercumbu mesra tanpa menghiraukan bayinya yang
sedang tidur pulas di keranjang bayi. Kakek Dewo tahu kalau jimat pengasihannya
sudah bekerja dengan baik, terlihat Resa Rere yang sedang naik syahwatnya dan
suaminya yang pasti suaminya itu sedang membayangkan bercinta dengan wanita
lain yang bukan istrinya.
Kakek
Dewo hanya tersenyum melihat pasangan suami istri yang sudah dikuasai nafsu
itu, rencananya berjalan sukses. Tapi ketika sedang asyik menonton live show
kakek Dewo merasakan ada ancaman, ada sinar cahaya putih dari langit yang
sedang menuju rumah itu, insting kakek Dewo merasakan ada sumber ancaman di
kamar sebelah. Benar saja setelah menembus tembok pembatas ternyata di kamar
sebelah ada Tina sepupu Resa Rere yang akan melakukan ibadah.
“gawat
nih kalau jimat ku hancur gara gara dia” batin kakek Dewo
Kakek
Dewo pun berusaha menggagalkan ibadah Tina, setiap Tina mengangkat kedua
telapak tangannya sesaat sebelum memulai sholat kakek Dewo membisikkan mantra
dan meniupkannya di tengkuk leher belakang Tina, hal itu membuat Tina merasakan
hal hal aneh, terlihat Tina tidak melanjutkan sholatnya melainkan mulai
berdzikir, kakek Dewo juga tidak mau menyerah, dia meniupkan mantra ke telinga
Tina, alhasil pendengaran Tina menjadi semakin tajam dan yang pasti dia akan
mendengarkan pergumulan yang ada di kamar sebelah. Kakek Dewo berniat mengerjai
Tina yang masih polos ini.
Tina
Tiba
tiba aku mendengar suara aneh.
Aku
semakin fokus dengan apa yang ku dengar.
“Aaaaaahhhhh…..mmhhhhhhhhhh…
Terruuuuuuss Aaaa"
Deeggg…
sambil menutup mulutku, apakah itu suara teh Rere?????
Tidak..
tidak mungkin ini suara teh Rere, tapi suara ini semakin jelas dan aku yakin
itu suara teh Rere. Badan ku terasa semakin gerah, perasaan aneh semakin
membuatku tidak tenang. Sangat gerah aku rasakan, akhirnya melepas semua
pakaianku lalu memakai mukena ku lagi. Aku berniat melanjutkan dzikir ku. Toh
tubuhku masih tertutup semua dengan mukenaku meskipun di dalam mukena aku tidak
memakai apa apa. Lagi dan lagi, aku mendengar suara desahan dan suara itu lama
lama semakin jelas. Badan ku terasa panas dingin saat mendengar desahan desahan
teh Rere, rasanya badan ku terasa lebih sensitive dari sebelumnya, kepala ku
juga terasa agak pusing, rasa gatal tiba tiba datang di beberapa titik tubuhku.
Dan hal yang paling aneh adalah tangan ku tiba tiba begerak sendiri mengelus
dan memainkan payudaraku…
Mmhhhhh…..
kenapa jadi ginniiihh… batin ku
“Oooouuhh
terruuusss Aaaa, aaaahhhhhhh” suara teh Rere semakin jelas di telingaku.
apakah
senikmat itu berstubuh? Bathin ku bergejolak…
nikmat,
iya ini terasa nikmat, badan ku terasa sangat panas dan tangan ku juga semakin
intens memainkan perannya… tangan kanan ku mengelus elus vaginaku dan tangan
kiriku meremas payudaraku, sambil memakai mukena aku melakukan kegiatan yang
hina ini, hati kecilku menolak perbuatan hina ini tapi tangan ku tak bisa
kuhentikan, ini terlalu nikmat….
Aaaasssssshhh…
mmmhhhhh… Ooouucch… vaginaku menyemburkan sebuah cairan yang membuatku sangat
lega. Badan ku terasa sangat lemas dan akupun tertidur sambil masih memakai
mukenaku.
0 Response to "Muslihat Sang Penakhluk - Part 3"
Post a Comment