Beberapa jam
sebelumnya.............
Suara erangan dan jerit
kenikmatan bersahut-sahutan dalam sebuah ruangan kantor yang cukup luas
tersebut. Di atas sofa yang besar berwarna hitam itu, terlihat seorang wanita
muda, berkulit putih dan berambut sebahu sedang mengerang nikmat ketika
laki-laki tua yang ada di atasnya menghentakkan pinggulnya sembari menciumi leher
wanita itu dengan penuh nafsu.
"Ahhh,
kluuaaarrh...Pakkkhh!! akkuu dapettss! lagiihhh!!!" Wanita itu mengejang
menggapai orgasmenya.
Terjangan ombak orgasme
itu membuat sang wanita kewalahan dan pasrah ketika penyetubuh badan seksinya
itu tengah membalik tubuhnya dan langsung menyetubuhinya lagi dengan gaya
Doggie Style. Tak peduli dengan erangan si wanita yang merasakan ngilu di
vaginanya yang luar biasa.
"Ahhh, ahhh, mentok
ahhh, ampuunnhh, gilaaaaahhkk! Pakk!! Pakk Primuusss!!" Wanita itu
mengejang lagi dan kali ini menyebut nama pria yang tengah memompa vaginanya
tersebut.
Ya, Sang laki-laki tua
itu adalah Pak Primus, dan sang perempuan adalah sekretaris pribadinya yang
bernama Wulan.
"Lagi-lagi kamu
terkencing di sofaku ini Wulan!" senyum Pak Primus melihat kalau sofa
ruangan kantornya itu tampak basah oleh cairan sekretarisnya yang bercampur
dengan air kencing itu.
Wulan tersenyum puas
"Pak Primus yang buat aku kencing terus disini" balasnya begitu
manja.
Udara sejuk dalam kamar
itu tidak mampu menahan keringat yang keluar dari tubuh pasangan Bos dan
sekretaris ini. Wajah Pak Primus tampak mengejang masih berusaha menahan
desakan dalam penisnya yang begitu kuat dan hampir tidak bisa di tahan lagi, Ia
berusaha memperlambat tempo supaya bisa lebih lama menikmati tubuh wanita
sekaligus merangkap sekretarisnya tersebut yang sekali lagi telah mengerang
nikmat mendapatkan orgasme entah untuk yang keberapa kalinya.
"Aduh Paaakkk!!! ini
udaaahhh 4 kaliihhhh!!" Wulan merengek sambil mengerang ketika orgasme itu
kembali menerjang dari bawah tubuhnya.
Pengaruh obat yang
diberikan oleh Pak Primus pada wanita itu, membuat Wulan menjadi gampang sekali
mencapai puncak kenikmatannya karena stimulasi pada dinding vaginanya menjadi
sangat sensitif, sehingga hanya butuh beberapa kali gesekan penis saja, Wulan
sudah mulai kembali mengalami orgasme dengan dahsyatnya.
"Bentar lagi
sayang!!, aku ingin mengetes kasiat obat inihh sebentar" Ucap Pak Primus
yang sebenarnya juga sudah berusaha menahan diri untuk tidak berejakulasi.
Wulan hanya bisa
mengerang pasrah, tidak ada yang bisa dia lakukan selain menikmati saja
kenikmatan yang diberikan oleh bosnya tersebut dalam liang senggamanya. Ini
memang sudah menjadi tugas Wulan selama dia menjabat sebagai sekretaris Pak Primus.
Wulan menjadi bulan-bulanan sang Bos serta menjadi kelinci percobaannya jika
dia ingin mengetes sesuatu. Wulan juga tau kalau Pak Primus akan menggunakan
obat-obat yang sudah dia tes tersebut untuk menjebak para gadis-gadis yang
nantinya akan dia jual dirumah prostitusi elit miliknya.
"Darto sialan!!
lagi-lagi dia menipuku" teriak Pak Primus dalam hatinya yang kecewa
terhadap efek obat yang dibelinya dari seseorang bernama Darto tersebut.
Pak Primus merasa tidak
terima atas efek yang dihasilkan oleh obat yang dibelinya dengan cukup mahal
itu. Pertama kali ditawarkan, Darto sang penjual berkata kalau obat tersebut
mampu membuat vagina wanita yang tadinya longgar, menjadi lebih rapat dan
sering berkontraksi sehingga mempunyai efek yang memijat-mijat. Selain itu,
obat yang Darto beri nama "Turbo" tersebut juga mampu meningkatkan
tingkat sensitifitas vagina wanita menjadi sangat peka terhadap rangsangan,
sehingga membuat para wanita tersebut gampang sekali untuk meraih orgasme
mereka.
Namun ternyata, lagi-lagi
obat yang dijual Darto tersebut gagal dan hanya menghasilkan setengah efek
saja.
Pak Primus yang begitu
jengkel, mencabut penisnya dari dalam vagina Wulan "Kamu isep saja Lan!!
memekmu tidak enak!!" ucap Pak Primus melecehkan Wulan. Namun
sekretarisnya tersebut tidak memprotes sama sekali karena dia sudah terbiasa
diperlakukan seperti itu.
Wulan juga sadar kalau
memang Vagina miliknya tersebut sudah kurang mampu memberikan nikmat pada Pak
Primus karena Wulan sudah tiga kali melahirkan anak. Dan semuanya dilakukan
secara normal, sehingga jepitan Vaginanya berkurang dan tidak lagi mampu
memberikan servis yang maksimal.
Namun tampaknya Pak
Primus masih menyayangi Wulan sehingga dia masih saja tetap menyetubuhi
sekretaris sekaligus istri dari bawahannya tersebut. Bahkan sekarang dia sengaja
membeli obat dari si Darto agar dapat membantu Wulan mengembalikan kehebatan
vaginanya yang dulu selalu mampu membuat Pak Primus bertekuk lutut.
Wulan tersenyum, Meski
dengan badan yang sedang lemas, Wulan tetap mematuhi perintah Pak Primus dengan
senang hati karena itu sudah menjadi tugasnya untuk melayani Pak Primus ketika
beliau berada di kantor. Wanita itu bergerak memposisikan dirinya diantara
selangkangan Pak Primus yang terduduk diatas sofa sambil menyender.
"Sluurrrppp"
bunyi keciplak mulut Wulan langsung terdengar ketika dia mulai mengulum Penis
berkulup milik Pak Primus.
Dengan telaten, Wulan
menaik turunkan kepalanya memberikan servis blowjob kepada bosnya itu dengan
penuh penghayatan. Wulan sudah terbiasa dengan penis besar itu karena sudah
bertahun-tahun mengabdikan mulutnya sendiri sebagai benda penghisap penis Pak
Primus.
"Hmmm. Aku sangat
senang dengan servis mulutmu Wulan. Tapi memekmu sekarang sudah benar-benar
kurang" komentar Pak Primus sambil memegangi kepala Wulan.
Wulan yang sedang serius
tersebut, menghentikan kulumannya sebentar "Saya minta maaf Pak"
jawab Wulan juga ikut kecewa.
"Apa boleh buat!
Suamimu itu udah aku bilangin tapi tetap saja ngeyel" ketus Pak Primus
yang kesal mengingat suami Wulan. Berkali-kali Pak Primus melarang dia untuk
tidak terlalu sering menghamili Wulan, namun bawahannya tersebut tetap saja
melakukannya, Bahkan sampai tiga kali. Padahal dia sudah tau kalau istrinya
tersebut adalah pelacur pribadi Pak Primus.
Sedang asik menikmati
hangatnya mulut Wulan, tiba-tiba smartphone Pak Primus berdering dengan keras
diatas meja kerjanya. Pak Primus semakin menggerutu karena kesenangannya
terganggu oleh panggilan tersebut dan moodnya jadi berantakan karena ingat
dengan suami Wulan.
"Berhenti dulu Lan!
Tolong kamu ambil hp saya" perintah Pak Primus pada Wulan.
Sekali lagi, Wulan pun
tidak butuh perintah kedua untuk segera bergerak. Walau dalam keadaan sedikit
sempoyongan, dia tetap berjalan ke arah meja kerja Pak Primus lalu mengambil
smarthphone bosnya itu yang belum berhenti berdering dari tadi.
Dan ternyata yang
menelfon adalah Bu Susan.
"Iya halo Mah!"
Ucap Pak Primus mengangkat telfon yang diberikan Wulan.
"Papa lagi
dimana?" Tanya Bu Susan di seberang sana. Sementara Pak Primus memberikan
kode kepada Wulan untuk kembali melanjutkan servis mulutnya.
"Di kantor dong Mah!
Emang dimana lagi" balas Pak Primus kemudian.
"Papa bisa pulang
cepet gak nanti?" Tanya Bu Susan.
"Memangnya ada apa
Mah?
"Tadi Nurul nelfon
aku Pah! Dia bilang dia lagi sakit" terang Bu Susan.
Namun Pak Primus seperti
tidak nyambung dengan istrinya tersebut karena pikirannya sedang bercabang
dengan kenikmatan sepongan mulut Wulan yang sudah sangat terampil dalam
memuaskan Penisnya, Apalagi dia sudah bertahan lebih dari sejam lamanya.
"Trus kenapa?"
Tanya Pak Primus bingung.
"Ini tuh kesempatan
kita Pah!"
"Kesempatan apaan?
Oohhhhh.. terusss" Pak Primus mendesah karena sebentar lagi akan
berejakulasi.
"Papa lagi ngewe
ya?" Sergap Bu Susan.
"Kagaak!! Cuma di
sepong doaangg. Hehehehe"
Diseberang telfon,
terdengar Bu Susan sedikit menggerutu "Berenti dulu Pah! Ini bener-bener
penting!" Ucapnya.
"Duh Mah,
tanggung!!" Balas Pak Primus.
"Pentingan mana
daripada Nurul??" Tanya Bu Susan menyebut nama perempuan yang belakangan
ini ada dipikiran Pak Primus.
Sontak Pak Primus pun
langsung terbayang tubuh Nurul yang selalu dia lihat terbalut oleh baju yang
sangat tertutup itu. Namun entah kenapa, Pak Primus merasa kalau dia bisa
dengan samar-samar melihat tubuh molek Nurul menembus melewati baju yang sering
di pakainya. Sontak Penis Pak Primus langsung berkedut-kedut tak karuan saat
dia terbayang oleh tubuh indah Nurul.
Lalu dengan segala
kekuatannya, dia pun mendorong penis berkulup miliknya tersebut ke dalam mulut
Wulan dalam-dalam dan dilepaskannya seluruh muatan yang ada di dalamnya.
"Crott!! Croott!!
Croott!!! Croooottt!!" Total sekitar 7 tembakan sperma Pak Primus langsung
meluncur kedalam tenggorokan Wulan. Sekretarisnya tersebut dengan sadar
langsung menelan cairan sperma bosnya itu tanpa tersisa sedikitpun.
"Uugghh...
manteeephhh bangettt!! Ceracau Pak Primus berejakulasi.
Sedangkan Bu Susan langsung
terdengar jengkel dengan suaminya "Denger nama Nurul aja papah langsung
crot" ketus Bu Susan.
"Wuahahahaha. Mamah
kan tau aku sudah lama sekali memimpikan tubuh dia Mah!" balas Pak Primus
tertawa puas.
"Ya makanya Mama
bilang sekarang kesempatan kita Pah!" Ucap Bu Susan lagi.
Bu Susan yang sudah tidak
sabaran kemudian menjelaskan kepada Pak Primus rencananya untuk menaklukan
Nurul dengan begitu semangat. Bu Susan mengatakan kalau saat ini adalah
kesempatan emas bagi mereka berdua supaya bisa mempercepat rencana selanjutnya.
"Gak mau ah!! Papa
kan pengen dia takluk sendiri!!bukan pake obat" protes Pak Primus pada
istrinya tersebut yang ternyata mengusulkan Pak Primus untuk memberikan obat
perangsang pada Nurul.
"Udah gak ada waktu
lagi Pah!! Client kita udah antri!!" Ucap Bu Susan.
Pak Primus terheran
"Maksud Mamah??"
"Kemarin itu Mamah
gak sengaja bilang sama Pak Bambang kalau kita tuh punya stok cewek akhwat yang
bisa disewa" balas Bu Susan.
"Lah trus??"
"Ya gitu. Pak
Bambang jadi semangat banget. Apalagi setelah dia tau kalau yang bakal kita
tawarin itu istrinya orang! dia mau bayar 100 juta permalam" kata Bu Susan
menekankan nada di harganya.
Yang membuat Pak Primus
bangkit dari senderannya dan jadi serius "Gila! Mama beneran
serius???" tanyanya.
"Iya Pah! bayangin
aja berapa keuntungan kita??? itu baru satu orang. Client kita kan banyak"
Pak Primus kemudian
berdiri, "Bentar Mah!" ucapnya mencari Wulan.
"Wulan kesini
sebentar!" panggil Pak Primus sedikit berteriak ke arah luar. Memang
tadinya setelah selesai menyervis penis Pak Primus, Wulan langsung pergi begitu
saja karena melihat Pak Primus sedang serius membahas sesuatu di telfonnya.
Dan Wulan yang dipanggil
Pak Primus pun kembali masuk ke dalam ruangan tersebut, Nampak dia sudah
merapikan kembali baju yang sedang dia kenakan dan berjalan bak seorang
sekretaris sebenarnya.
"Ada apa pak??"
Tanya Wulan.
"Saya pingin
kencing!" jawab Pak Primus buru-buru.
Mengerti dengan
permintaan bosnya tersebut, Wulan pun langsung berjalan ke arah Pak Primus
dengan cepat lalu dia duduk bersimpuh di antara kedua pangkal pahanya, Wulan
membuka mulut dengan lebar seperti sedang menantikan sesuatu. Kemudian dengan
sangat kurang ajarnya, Pak Primus langsung menarik turun resleting celana
kerjanya dan mengeluarkan Penisnya. Sedetik kemudian, keluarlah air kencing
dari ujung penisnya tersebut yang langsung di sambut oleh mulut Wulan layaknya
sedang berada didalam toilet.
Dari seberang telfon, Bu
Susan pun tertawa "Hahahaha, kamu masih aja suka kencing di mulut
sekretarismu itu Pah!" ucap Bu Susan yang tau apa yang sedang dilakukan
suaminya tersebut. Itu memang adalah kebiasaan Pak Primus dari dulu.
"Hahaha. Dia kan
emang sudah jadi toilet pribadiku dari dulu Mah! bahkan suaminya saja tak
berani melarangku untuk selalu kencing di mulut istrinya ini" balas Pak
Primus begitu bangganya menatap Wulan yang terlihat sangat patuh seperti sebuah
robot.
"Jadi nanti Papa
bisa pulang cepet kan??" alih Bu Susan kembali membahas bisnis mereka.
"Bisa sayang! tapi
bagaimana cara kita memberi Nurul obat perangsang??" tanya Pak Primus
masih belum mengerti rencana istrinya itu. Pak Primus tersenyum puas melirik
selangkangannya sendiri yang di bawah sana tampak Wulan sudah membersihkan penis
berkulupnya dengan cara menjilatinya. Wulan bahkan tidak membiarkan satu
tetespun air kencing Pak Primus keluar dari mulutnya.
"Mamah kan tadi udah
bilang kalau dia lagi sakit Pah!! Papah kesana pura-pura bawa bubur aja!! sok
baik gitu!!" jawab Bu Susan memperjelas rencananya.
Disaat itulah Pak Primus
pun langsung ngeh dan mengerti kenapa istrinya tersebut bilang kalau ini adalah
kesempatan yang bagus untuk menaklukan Nurul dan melanjutkan rencana mereka
untuk menjual tubuh akhwat tersebut kepada pelanggan setia mereka. Nurul yang
sedang dalam keadaan sakit, pasti tidak akan menyangka kalau bubur yang
nantinya akan Pak Primus berikan kepadanya berisi obat perangsang.
"Mamah bener-bener
jahat!!" Balas Pak Primus tersenyum licik memuji istrinya dengan sebuah
metafora. Diseberang sana, Bu Susan tampak begitu senang dipuji seperti itu
oleh suaminya.
"Tapi obat
bagaimana???" tanya Pak Primus kemudian.
"Papa tenang saja!
Mamah udah beli obat perangsang dari Raynald. Katanya sih dari sperma babi
gitu" balas Bu Susan.
Pak Primus langsung
bergidik ngeri "Mamah yakin??? Gigolo mamah itu jual obat gila semua
loh!" tanya Pak Primus memastikan.
Dia memang sudah lumayan
mengenal Raynald yang merupakan Gigolo istrinya tersebut. Dari si Darto, Pak
Primus juga tau kalau obat-obat yang dijual oleh Raynald merupakan obat dengan
efek yang begitu menyeramkan. Bahkan dulu pernah tersiar kabar bahwa seorang
gadis meninggal dunia setelah meminum salah satu obat yang dijual Raynald.
Gadis tersebut meninggal karena dia tidak berhenti mengalami orgasme selama
satu jam lamanya. Dan hal itulah yang membuat Pak Primus tidak pernah membeli
obat dari si Raynald karena takut akan efeknya.
"Hahaha. Papah
tenang saja! Mamah udah liat sendiri kok efeknya gimana! yang penting Papa
siap-siap aja karena Papa bakalan pesta besar nanti malam" Ucap Bu Susan
tersenyum licik di balik telfonnya.
Penis milik Pak Primus
pun langsung berkedut tegang di balik celananya membayangkan seperti apa
"Pesta" yang disebutkan oleh istrinya itu. Ia menjadi semangat sekali
membayangkan apa saja yang akan dia perbuat terhadap Nurul nanti.
"Kencing di mulut
akhwat enak kali ya?????" Ucap Pak Primus dalam hatinya.
==============================
Sementara itu disebuah
pedesaan tak jauh dari kota, tampak Sean sedang mengemudikan motor sport hitam
miliknya di jalanan yang belum diaspal. Jalanan tersebut masih dipenuhi oleh
kerikil dan batu-batuan yang cukup besar. Namun sama sekali tak menghalangi
laju motor Sean yang tampak begitu gagah berjalan dengan mulus disana.
Sesekali Sean melirik ke
arah speedometer motornya yang tertempel secarik kertas bertuliskan sebuah
alamat
"Pesantren Badar,
Jln. K.H Asyuha No 36"
Sean tidak tau itu adalah
alamat siapa, Namun dia tetap pergi kesana karena perkataan Bu Susan, Ibunya
sendiri yang memberikan alamat tersebut pada Sean tempo hari.
"Kamu akan menemukan
apa yang kamu cari selama ini disana" Ucap Bu Susan ketika memberikan
alamat tersebut kepada Sean. Dan sekarang disinilah dia kemudian mencari alamat
seperti orang kebingungan karena penasaran apa yang dimaksud oleh ibunya.
Lalu usai berkendara
cukup lama, akhirnya Sean pun sampai di tempat tujuan yang daritadi dicarinya tersebut.
Sebuah tulisan "Selamat Datang Di Pesantren Badar" menjadi bukti
bahwa Sean sudah berada di tempat yang benar.
Kedatangan Sean cukup
menarik perhatian, Tampak beberapa orang yang berlalu lalang menatap aneh ke
arahnya yang saat ini berpenampilan seperti seorang penjahat-penjahat dalam
sinetron. Motor dan pakaian yang serba hitam membuatnya terlihat mencolok di
lingkungan yang asri dan ditumbuhi banyak pohon rindang tersebut. Terlihat juga
sebuah bangunan tua yang lumayan besar berdiri gagah di tempat itu.
Sean membuka helm dan
memperlihatkan wajah tampannya pada semua orang yang daritadi menatap ke
arahnya. Namun diantara banyaknya orang tersebut, ada satu wanita yang memakai
pakaian muslimah Syar'i memengenali wajah Sean dengan jelas. Wanita yang sedang
menggendong seorang anak kecil tersebut nampak kaget saat dia mengenali siapa
yang baru saja datang.
"Aden Sean??"
Ucap wanita tersebut kebingungan.
#Bersambung........
Hotel near Me Casinos & Resorts, Las Vegas - Mapyro
ReplyDeleteSearch for Hotel near 영천 출장샵 Me Casinos & Resorts in 광명 출장안마 Las Vegas, NV. Find reviews and discounts 통영 출장샵 for AAA/AARP 정읍 출장안마 members, seniors, 인천광역 출장샵