Sambil satu persatu
menjemur pakaian yang telah dicucinya, Nurul terus berfikir tentang kejadian
yang tadi pagi dilihatnya antara Sean dan Pak Primus, memang bukan sebuah
pertengkaran, tapi tetap saja Nurul terlihat khawatir dengan mereka berdua.
Nurul tak bisa membuang segala pertanyaan dan rasa penasarannya meskipun dia
sudah berusaha untuk mengalihkan perhatiannya pada pekerjaan.
"Huuuffttt..
akhirnya selesai juga" Ucap Nurul dalam hati.
Kegiatan menjemur pakaian
adalah hal terakhir yang dia lakukan saat ini, yang berarti pekerjaannya sudah
selesai dan dia sudah diperbolehkan untuk pulang. Akan tetapi karena saat ini
masih pukul setengah sembilan pagi, Nurul pun memutuskan untuk beristirahat
sejenak dan mengambil minum di dapur.
Suasana rumah keluarga
Pak Primus sudah sangat sepi mengingat sang kepala keluarga sudah berangkat
bekerja dan Sean si anak tunggal juga berangkat sekolah. Hanya Bu Susan yang
daritadi pagi belum terlihat batang hidungnya sama sekali.
Nurul sempat ingin
bertanya kepada Pak Primus tentang keberadaan Bu Susan, namun niatnya langsung
diurungkan mengingat kalau Nurul sudah diperingati oleh Bu Susan agar tidak
terlalu mencampuri urusan keluarga. Hal itu pula lah yang membuat Nurul juga
harus diam dan tak bertanya ketika Pak Primus dan Sean terlibat perselisihan
kecil.
Nurul juga sadar kalau
ternyata orang kaya memang punya masalah mereka sendiri, apalagi keluarga super
sibuk seperti keluarga Pak Primus ini, singkatnya waktu untuk bertemu atau
bercengkrama satu sama lain, membuat kondisi keluarga ini menjadi dingin dan
cuek.
Sesuai rencana awalnya
tadi, Nurul pun kemudian beranjak ke arah dapur untuk mengambil minuman untuk
melepas dahaga dan rasa capeknya setelah menyelesaikan tugas dan pekerjaannya
sebagai pembantu.
Namun ketika dirinya
berjalan melewati ruang tamu, sebuah suara teriakan datang dari arah samping
rumah dimana tempat tersebut adalah kamar pengantin Bu Susan dan Pak Primus.
"AAAAAAAWWWHHHHHH!!!!
PELAAAAAANNNN!!!!" teriak seorang wanita yang pastinya adalah Bu Susan.
Karena merasa khawatir,
Nurul pun langsung bergegas berlari menghampiri arah suara, Nurul takut kalau
terjadi apa-apa dengan Bu Susan dan dia harus menolongnya.
Akan tetapi ketika
jaraknya tidak terlalu jauh, Nurul menghentikan langkahnya seketika saat dia
menangkap sebuah suara orang lain disana.
"Pantat Ibu masih
sangat sempit" Terdengar suara seorang pria yang berbicara. dan
pembicaraan tersebut tidak dimengerti sama sekali oleh Nurul.
Karena merasa penasaran,
Nurul pun dengan sangat hati-hati semakin memperlambat langkahnya mencoba
semakin mendekat ke arah kamar tersebut.
Dan ketika Nurul hampir
sampai disana, dirinya mendapati kalau pintu kamar tersebut ternyata tidak
tertutup sama sekali. menampakkan adegan yang seharusnya tidak dilihat oleh
Nurul maupun orang lain.
Jantung Nurul berdegub sangat
kencang ketika dia semakin mendekat, adegan yang sangatlah vulgar dan porno
tersebut semakin jelas terpampang dihadapannya, apalagi fakta bahwa saat ini
ternyata orang yang melakukan adegan tersebut adalah majikan barunya sendiri
yaitu Bu Susan, dan Dia tengah ditunggangi diatas ranjang oleh seorang pemuda
yang tidak dikenal oleh Nurul dan baru pertama kali dilihatnya, membuat dia
jadi bingung apa yang harus dia lakukan saat ini.
Nurul yang menyaksikan
hal tersebutpun nampak begitu syok dan terdiam seribu bahasa. Seluruh syaraf
dan akal sehatnya memberitahu dia untuk segera pergi dari sana. Namun entah
kenapa, tubuhnya kaku dan tak dapat bergerak, bibirnya termangu dan matanya
tertuju kepada batang penis pemuda yang tengah keluar masuk di anus Bu Susan
dengan gagahnya.
"Astagfirull*h"
ucap Nurul dalam hati.
Namun ucapan tersebut
diungkapkannya bukan karena dia melihat Bu Susan selingkuh dengan pria lain,
melainkan ungkapan ketika matanya tak dapat berpaling dari sebuah Penis besar
berurat yang menjadi sumber kenikmatan Bu Susan.
Nurul
menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha membuang pikiran kotornya sendiri,
menjauhkan matanya yang tampaknya mulai punya keinginan tersendiri untuk tetap
melihat adegan penuh dosa yang ada di hadapannya.
Sesaat Nurul memutar
badannya, mencoba pergi dari sana sebelum segala macam bentuk iblis mulai
mengambil alih hatinya. Tapi sebuah dorongan besar membuatnya kembali berbalik
dan menyaksikan kembali adegan senonoh nyonya majikannya dengan seorang pemuda
tak dikenal itu.
Nurul meneguk ludahnya
sendiri, merasakan wajahnya menjadi panas seketika saat dia kembali melihat
alat kejantanan pria lain selain suaminya tersebut. Apalagi ukurannya yang
membuat Nurul mau tak mau membandingkannya dengan milik Haris suaminya. Dan
Nurul tau kalau penis tersebutlah yang membuat seorang Bu Susan sampai melenguh
dan melolong nikmat tiada henti.
”Aahh… uuuhhh… aaaggghhh…
uuuggghhhh…..”, Jeritan tertahan Bu Susan disertai deru nafasnya yang
terengah-engah memenuhi ruangan kamar.
Badan Bu Susan
terguncang-guncang keras maju mundur seraya menerima sodokan keras dari pemuda
yang sedang membobol lobang belakangnya, tangan Bu Susan dengan keras
mencengkeram sprei kasur tempat mereka bertarung, kedua payudaranya yang masih
padat bergoyang-goyang dengan cepat, kepala terdongak ke atas dan bibirnya
terkatup rapat antara menahan sensasi yang ia rasakan dalam anusnya. Tubuh Bu
Susan pun terlihat sudah mengkilat karena keringat yang berarti sebagai
pertanda bwaha mereka sudah bersetubuh dari tadi.
Nurul hanya bisa menahan
nafasnya yang mulai memburu, tenggorokannya terasa sangat kering dan bibirnya
sekali-kali dibasahinya dengan air liur. Adegan di depannya saat ini adalah
adegan tervulgar dan paling hot yang pernah ia saksikan sebelumnya. Bahkan
waktu bercinta dengan Haris pun, permainan mereka tidak seliar dan sepanas ini.
”Aaaaahhhh……. oohhhh….
aahhkkhhhh… ooohhhhh…..”,desah Bu Susan.
Gerakan liar pantat Bu
Susan membuat Pemuda yang menyodominya tersebut terlihat makin bernafsu, ia
semakin cepat memompa anus Bu Susan, dan Bu Susan pun sengaja melebarkan
kakinya bahkan menungging menyodorkan pantatnya memberikan kesempatan kepada
Pemuda itu untuk terus memompa anusnya dengan lebih cepat lagi.
"Ohhhh... nikmat
sekaliiiihh Tomm.. gakkk salah aku ngeluarin duiitt banyaakkk... ohhh yaaahhh
teruuussss!!" Racau Bu Susan terus tak berhenti.
Racauan Bu Susan tersebut
nampaknya tak dihiraukan oleh Nurul yang sedari tadi menyimpan banyak
pertanyaan di dalam benaknya. Nurul merasa kalau persetubuhan Bu Susan dengan
pemuda tersebut terkesan agak "aneh" karena pemuda tersebut seperti
mencolok di lubang yang salah.
"PLOPPP!!"
sebuah suara terdengar keluar dari anus Bu Susan saat pemuda itu kemudian
mencabut penis besarnya dari sana.
Nurul sempat bergidik
ngeri ketika melihat anus Bu Susan yang melebar sedemikian rupa karena di
tinggal oleh sebuah benda besar yang tadi tengah mengaduk-aduknya. Nurul tak
menyangka kalau lubang yang biasanya digunakan untuk tempat pembuangan limbah
manusia tersebut, bisa dijadikan tempat untuk berhubungan seks juga. Dan itu
merupakan hal baru yang Nurul ketahui.
Kemudian setelah pemuda
tersebut mencabut penisnya dari anus Bu Susan, baru lah saat ini dia kemudian
pindah ke lubang yang benar alias Vagina Bu Susan. Dan Meskipun ukuran Penis
pria tersebut lumayan besar, tapi tampaknya Vagina Bu Susan lebih ahli dalam
menelan penis tersebut, karena hanya dalam satu kali penetrasi saja, Penis
besar tersebut sudah langsung tenggelam dilahap vagina Bu Susan.
"Uuugghhhh...
enaakkk Tooommm!!" racau Bu Susan menerima sodokan si pemuda yang mulai
dipercepat.
Kedua tangan Pemuda itu
kemudian mendekap dada Bu Susan dari belakang, telapak tangannya menggerayangi
bongkahan daging kedua payudara montoknya yang bergoyang-goyang hebat karena
sodokan pemuda tersebut. Nurul melihat kalau payudara Bu Susan tetap tidak muat
secara keseluruhan di telapak tangan pemuda tersebut karena payudaranya
berukuran sangat besar. Bahkan lebih besar dari Nurul sendiri.
“Uugghh…oohh !” desah Bu
Susan dengan mencengkram kasur dengan kuat saat penis itu kembali melesak ke
dalam vaginanya.
Tangan pemuda itu
memegang dan meremas pantat Bu Susan sambil menyodok-nyodokkan penisnya, cairan
yang sudah membanjir dari vagina Bu Susan menimbulkan bunyi berdecak setiap
kali penis pemuda itu menghujam masuk dan keluar menembus liar surgawinya.
Suara desahan Bu Susan pun membuat Pemuda itu semakin bernafsu sehingga dia
meraih payudara wanita cantik itu dan meremasnya dengan gemas seolah ingin
melumatkan tubuh sintal itu.
“Aahhh…mau keluar Toomm!!
sodoknya yang kuat!! oohhh…oohhh!” Bu Susan menceracau tak karuan karena
kenikmatan itu dirasanya semakin memuncak.
Sontak Pemuda itu
mempercepat dan menyodok penisnya dengan penuh nafsu. Di sisi Nurul, dia tidak
mengerti apa maksud dari perkataan Bu Susan yang bilang kalau dia akan
"Keluar", tapi saat dia bercoba berpikir sejenak, Nurul sudah
dikagetkan dengan lenguhan yang keluar dari mulut Bu Susan.
Sebuah desahan dan
lenguhan panjang diiringi tubuhnya yang mengejang menandakan ia telah mencapai
puncak kenikmatannya,
"Aahhh…aaaaaaaaaahhh..
keluaarrrr!! keluarrrrrr !!” teriak Bu Susan.
Nurul pun semakin kaget
ketika dia mendengar kata "Keluar" yang diucapkan oleh Bu Susan,
bahkan Nurul berpikir kalau Bu Susan sedang mencoba mengusir pria yang tengah
menyetubuhi badan moleknya tersebut.
Tapi ketika menyaksikan
wajah Bu Susan, Nurul pun jadi semakin bingung apa yang sebenarnya terjadi.
wajah majikan perempuannya tersebut terlihat sangat puas dan bahagia sekali,
matanya merem-melek tidak tahu bagaimana lagi mengekspresikan kenikmatan yang
baru saja diraihnya.
Tubuh Bu Susan seketika
langsung ambruk lemas di atas kasur, namun pemuda di belakangnya itu tampak
belum selesai dengan urusannya, ia masih terus menyentak-nyentakkan pinggulnya
naik turun di pantat Bu Susan, menghujamkan Penis besar miliknya ke dalam liang
senggama wanita yang terlihat sudah tidak berdaya lagi.
Nurul semakin sangat
panik ketika mendapati kalau Bu Susan tidak bergerak sama sekali dan hanya diam
menerima sodokan kasar dari pemuda tersebut. Hatinya berkata untuk menolong Bu
Susan yang mungkin saja memang benar-benar butuh bantuan. Namun akal sehat
membuatnya bertahan ditempat. Nurul semakin bingung alasan apa yang harus ia
berikan jikalau ia sampai menerobos masuk ke dalam kamar dan mengganggu
"Kegiatan" majikan perempuannya itu.
Sementara Nurul jatuh
dalam pemikirannya sendiri, Pemuda yang menyetubuhi Bu Susan masih terus
melancarkan serangannya, cairan yang meleleh dari vagina Bu Susan makin
melicinkan gerakan penisnya sehingga otomatis sodokannya pun makin cepat,
terdengar bunyi decak cairan setiap penis itu menyodoknya.
clakk!! claaakk!!
claaakkk!!! kclaaakk!! kcaaakkk!!!
Bunyi suara pertemuan dua
kelamin anak manusia itu memenuhi ruangan kamar sekaligus gendang telinga
Nurul, badannya terasa lemas dan panas tidak tau harus bagaimana. Iblis-iblis
yang berada di sekitarnya mensugesti pikiran Nurul untuk tetap menonton adegan
senonoh tersebut sampai selesai meski akal sehatnya terus melawan dan
mengingatkan kalau seorang muslimah tidak pantas menyaksikan hal seperti ini.
Namun apa mau dikata,
karena saking hebat dan panasnya adegan ranjang majikan perempuannya tersebut,
mau tak mau membuat nafsu dan syahwat Nurul juga ikut bangkit meski dia sudah
memaksa untuk menahannya. Nurul bahkan terus meneguk ludah sendiri setiap kali
dia melihat Penis besar milik pria tersebut yang entah kenapa sangat menarik
perhatiannya.
Penis itu terlihat
berurat dan sangat gagah di mata Nurul, apalagi dengan cairan wanita yang membuat
batang tersebut mengkilat sangat jelas, membuat akal sehatnya pun tak mampu
membuat matanya berpaling dari sana.
"Kamu kok kuat
banget sih Tom!! aku udah keluar tiga kali loh!! tapi kamu masih semangat
aja"
Akhirnya setelah beberapa
menit terdiam, Bu Susan pun kembali bersuara. Hal itu membuat Nurul jadi lega
karena tidak terjadi apa-apa dengan Bu Susan.
“Hehehehe, Ibu enak
banget buat dientot! sayang kalau saya buru-buru” komentar Pemuda itu sambil
terus memompa batang kejantanannya. "Tapi saya udah mau keluar kok!!"
lanjut pemuda tersebut.
"Tahan sayangg!!!
aku kayaknya bakalan dapet lagi nihhhh!!" Ucap Bu Susan manja sambil
kembali mulai menggoyangkan pinggulnya.
"Plaakkk!!!"
sebuah tamparan langsung mendarat di Pantat putih milik Bu Susan "Nakal
banget!!!" sambung pemuda itu merespon.
Lagi-lagi Nurul dibuat
kaget dengan perlakuan pemuda tersebut yang terkesan sangat kasar terhadap Bu
Susan. Padahal setau Nurul, yang namanya hubungan seks harusnya dilakukan
dengan lembut penuh cinta dan kasih sayang. Namun apa yang diperlihatkan oleh
kedua manusia di depannya tersebut sangatlah berbeda. Kedua nya lebih mirip
seperti hewan bua dimasa kawin, Ganas dan beringas.
"Ganti posisi
Bu!" Pinta pemuda tersebut.
Lalu Dia mengatur posisi
Bu Susan sedemikian rupa sehingga wanita cantik itu kini duduk berhadap-hadapan
dengannya. Ditatapnya wajah wajah Bu Susan yang cantik, wajah itu terlihat
sangat penuh dengan birahi, matanya yang sayu membuat pemuda itu tersenyum
merasa kenikmatannya bertambah.
“Sekarang ibu yang goyang
ya…,” kata pemuda itu.
Bu Susan pun mengangguk
dan menyambut ajakan pemuda itu dengan senyum penuh birahi. Bu Susan
melingkarkan kakinya di pinggul pemuda itu dan keduanya mulai mengayuh
bergantian menggerakkan pinggul mereka, membuat kemaluan mereka yang bersatu
kembali terbenam dalam sensasi seksual yang menggebu.
Bu Susan mulai
menggerakkan pantatnya maju mundur sesuai permintaan pemuda tersebut, sementara
laki-laki itu juga mengimbanginya dengan mencengkeram pantat Bu Susan dan
mendorong pantatnya sendiri maju mundur. Sementara bibirnya yang tebal sibuk
menyusu pada payudara montok Bu Susan sambil sesekali mengulum dan menjilati
putingnya.
"Oooohhh gilaaa!!!
enaakk bangetttt!!" Ucap Bu Susan mendesah penuh kenikmatan diperlakukan
sedemikian rupa.
Dan Pemuda itu membalas
aksi Bu Susan dengan memagut bibirnya kemudian menelusuri leher dan belahan
payudara montok wanita cantik itu dengan ciuman-ciuman dan cupangan-cupangan
yang terlihat memerah membekas di tubuh putihnya Bu Susan.
Selama beberapa menit
berikutnya yang terdengan hanyalah gesekan penis Pemuda itu di dalam vagina Bu
Susan, diiringi dengan desahan erotisnya yang tidak henti-henti keluar dari
mulut seksinya tersebut.
"cloookkk!!
clooookkk!!! aaahhhh... oooohhh... clookkk!!"
Sekali lagi Nurul kembali
dibuat takjub dengan kedua orang yang tengah mengayuh birahi bersama ini, entah
sudah berapa lama mereka bersetubuh, namun nampaknya masih saja belum ada
tanda-tanda akan selesai. Nurul lagi-lagi membandingkan persetubuhan nyonya
majikannya tersebut dengan persetubuhannya dengan Haris suaminya.
Haris mungkin hanya dapat
bertahan 5 sampai 6 menit saja kalau sedang bersenggama dengan Nurul. Beda
dengan pemuda yang tengah menikmati tubuh Bu Susan yang terlihat sangat perkasa
dalam bersenggama.
"Andai Abi kuat
kayak laki-laki itu" Ucap Nurul dalam hati membayangkan kenikmatan macam
apa yang bisa dirasakannya jika suaminya Haris dapat bersetubuh seperti pemuda
itu.
Namun ketika Nurul sedang
jatuh dalam dunia fantasi syahwatnya, tiba-tiba smartphone miliknya berdering
lumayan keras. cukup keras untuk terdengar oleh Bu Susan dan pemuda tersebut.
"Siapa
disana???" teriak Pemuda itu.
Tapi sebelum dipergoki,
ternyata Nurul sudah berlari secepat dan sekuat tenaganya menjauh dari tempat
itu. Nurul berlari sangat kencang meskipun dia memakai baju yang terbilang agak
susah untuk dibawa lari, namun tetap dipaksanya.
Nurul berlari begitu
cepat hingga ia tak sadar kalau dia sudah sampai di teras rumah.
"Ha--haaloo!
Assalamualaikum Bi!!" Jawab Nurul mengangkat telfon suaminya. Nurul
berusaha mengatur nafasnya yang ngos-ngosan serta debaran jantung nya yang
begitu hebat karena hampir saja dipergoki mengintip oleh majikan barunya.
"Waalaikumsalam! Umi
dimana?? kok belum pulang??" tanya Haris di balik telfon.
"Nih Umi baru mau
pulang Bi!" jawab Nurul.
"kamu kok suaranya
ngos-ngosan gitu??"
"Abis ngejer angkot
Bi!!" bohong Nurul spontan begitu saja.
"trus dapet
gak??"
"Enggak Bi!
kecepetan angkotnya"
"Yaudah naik ojek
aja Mi! ini udah setengah sepuluh loh! nanti Abi telat ke bandaranya"
Dalam hati, Nurul begitu
terkejut mendapati kalau waktu berlalu begitu cepat, "Setengah
sepuluh??" tanya Nurul dalam hatinya. Dia tidak menyangka kalau dia sudah
mengintip selama kurang lebih satu jam lamanya. Dan itu berarti, persetubuhan
Bu Susan dan pemuda selingkuhannya tersebut juga berlangsung selama itu, bahkan
mungkin bisa saja lebih lama mengingat Nurul mendapati mereka sudah di
pertengahan.
"Umi???? kok
diem???" Suara Haris kembali membawa Nurul tersadar.
"Eh! Iya Bi! nih aku
lagi nungguin Ojek di depan"
"yaudah Umi
hati-hati ya! Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Telfon dari Haris
kemudian mati dan Nurul pun langsung menghela nafasnya begitu panjang.
Berulangkali Nurul
mencoba memadamkan degub jantung dan syahwatnya dengan terus mengucap
"Astagfirull*h" dalam hati. Nurul tidak habis pikir kalau dia telah
melakukan perbuatan dosa yang begitu besar dengan mengintip orang lain
bersetubuh. Apalagi diam-diam dia menjadi ikut terangsang melihat tubuh
telanjang dan kelamin laki-laki lain selain suaminya.
Dan yang lebih parahnya
lagi, Nurul bahkan sempat membanding-bandingkan pemuda tersebut dengan Haris
suaminya sendiri.
"Astagfirull*h"
ucap Nurul sekali lagi menepuk-nepuk dadanya sendiri.
Tapi beberapa saat
setelah jantungnya kembali normal, Nurul kembali dikejutkan oleh sebuah suara
"Loh? Mbak Nurul belum pulang??" tanya orang yang menghampirinya. Dia
adalah Pak Primus.
"Eh! belum Pak! Eh!
maksud saya baru mau pulang" jawab Nurul kembali salah tingkah. Dia tidak
tau kenapa dirinya bersikap seperti ini jika berhadapan dengan Pak Primus.
Pak Primus tersenyum
"Mbak abis olahraga??" tanyanya spontan.
"Enggak" jawab
Nurul menggeleng seperti anak kecil.
"Tuh bajunya basah
semua" tunjuk Pak Primus.
Nurul pun langsung
membalikkan badannya menghadap cermin jendela yang ada di belakangnya dan sadar
kalau apa yang dikatakan oleh Pak Primus ternyata benar. Baju kurung warna
pinknya nampak basah oleh keringat, apalagi jilbab yang menempel dikepalanya
juga sama.
Nurul sadar kalau setelah
berlari tadi, diapun berkeringat begitu banyak karena kepanasan, apalagi saat
ini dia menggunakan baju kurung, hijab lebar, dan cadar yang menutup seluruh
anggota tubuhnya, yang otomatis membuat badannya jadi mudah cepat berkeringat.
Nurul menggeleng kaku
menanggapi kebodohannya.
Namun kemudian matanya
yang melihat ke arah cermin, menangkap sosok Pak Primus di belakangnya sedang
menatap ke daerah bawah pinggul Nurul. Tatapan yang begitu mesum dan penuh
nafsu terlihat di mata Pak Primus. Apalagi ketika sebuah senyum tipis yang
menghiasi bibirnya saat menatap bagian belakang tubuh Nurul, membuat Nurul
langsung mematung tak bergerak.
Entah karena dorongan
apa, tatapan Pak Primus tersebut membuat Nurul merasakan ada suatu cairan hangat
yang meleleh dan mengalir keluar dari dalam vaginanya sendiri. Dan rasanya
begitu nikmat hingga dia memejamkan matanya dan mengigit bibir mungilnya
sendiri di balik cadar yang dipakainya.
Nurul tidak mengerti sama
sekali apa yang sedang terjadi pada tubuhnya, namun harus diakuinya kalau
apapun hal tersebut, sangatlah nikmat dan serasa membuatnya melayang ke langit
ke tujuh.
Dibelakang Nurul, Pak
Primus masih menatap lekat ke arah pantatnya saat ini. Dan yang tidak Nurul
ketahui, cahaya matahari pagi yang menyorot mereka membuat baju kurung Pink
milik Nurul menjadi transparan. Bahkan cukup transaparan untuk Pak Primus yang
dapat melihat dengan jelas celana dalam hitam yang dikenakan oleh Nurul.
Pak Primus tersenyum
mendapati kalau celana dalam hitam model biasa tersebut, ternyata masih tidak
bisa menutup seluruh bagian pantat Nurul yang memang montok dan bahenol. Itu
adalah salah satu aset terbesar Nurul pada tubuhnya.
"Mbak Nurul mau
pulang??" Ucap Pak Primus memecah keheningan.
Nurul yang tersadar dari
kenikmatan syahwatnya pun langsung berbalik "I--iya Pak!!"
"Mau saya
anter???" tawar Pak Primus sambil tersenyum. Beberapa saat Pak Primus
cukup terheran melihat mata Nurul yang sayu seperti sedang dilanda napsu
birahi.
"Eh! nggak
usa---" Nurul memotong pembicaraannya sendiri ketika dia teringat tentang
Bu Susan dengan selingkuhannya. Otaknya langsung berpikir kalau dia menolak
ajakan Pak Primus, maka Pak Primus akan masuk ke dalam rumah dan memergoki
istrinya sedang berselingkuh. tentu hal ini tidak akan berakhir dengan baik.
"Saya gak ngerepotin
kan Pak??" tanya Nurul berinisiatif untuk mencoba menghindari masalah.
Pak Primus tersenyum
"Ya enggak dong! tapi saya mau ngambil sesuatu dulu di dalam
sebentar" balas Pak Primus.
"Eh! jangan
pak!!" larang Nurul menahan badan Pak Primus. "Maaf" lanjutnya
menyingkirkan tangannya sendiri dari dada majikan laki-lakinya itu.
Nurul kembali salah
tingkah dibuatnya karena dia harus membuat Pak Primus tidak masuk ke dalam
rumah.
"Kamu
buru-buru??" tanya Pak Primus sekali lagi.
Dan sebuah anggukan lemah
pun diberikan Nurul sebagai respon. Lagi-lagi dia berbohong untuk hari ini demi
tidak terjadinya malapetaka yang akan menimpa keluarga Pak Primus.
"Oke deh kalau
gitu!" balas Pak Primus.
Akhirnya rencana Nurul
untuk menjauhkan Pak Primus sementara dari rumah pun berhasil. Dia pun memilih
untuk mengantar Nurul pulang dengan mobil sedan mewahnya. Bagi Nurul ini
mungkin hanya sebuah pengalihan saja. Namun tidak untuk Pak Primus yang merasa
seperti diberi sebuah lampu hijau untuk mendekati binor akhwat tersebut.
Apalagi setelah 10 menit mereka berada dalam mobil yang sama, Pak Primus
mendapati kalau suami Nurul akan pergi meninggalkannya selama beberapa minggu.
Hal yang menjadi tanda kalau
kesempatannya semakin terbuka.
Sesampainya Nurul di
rumah, diapun berterima kasih kepada Pak Primus yang sudah dengan baik
mengantarkannya pulang, meski sebenarnya itu hanyalah sebuah keterpaksaan saja.
Tapi entah kenapa Nurul merasakan nyaman berbicara dengan Pak Primus. Tidak
sadar kalau sebenarnya wanita akhwat tersebut sudah terpikat dengan kharisma
pria paruh baya yang menjadi majikan barunya itu.
"Assalamualaikum"
Ucap Nurul memasuki rumah dengan agak terburu-buru.
Haris yang mendengar
suara istrinya langsung menghampiri
"Waalaikumsal--mmppppppphhhhhhhhhhh"
Ucapan Haris terhenti
ketika Nurul langsung saja menyosornya dengan sebuah ciuman panas yang begitu
hebat. Haris begitu terheran-heran dengan tingkah istrinya yang baru pulang
tersebut karena dia tidak biasa agresif seperti ini.
"Umi pengen nih
Bi!!! ke kamar yuukkkk!!!!" Ajak istrinya tersebut begitu manja.
Nurul menarik tangan
Haris dan memaksa suaminya tersebut mengikutinya ke dalam kamar.
Sementara itu.....
"Kamu bawa gigolo
itu ke rumah??" Ucap Pak Primus di telfon.
"Iya Pah!! kok kamu
tau??? mainnya jago loh" Ucap suara di sebarang sana yang tak lain adalah
Bu Susan.
"Nurul kayaknya
ngeliat kamu" balas Pak Primus datar.
"Aku tau kok pah!
dia ngintipin aku lagi main, jadi aku kasih dia show yang begitu hebat,
hihihihi"
"Mamah udah
gila!!"
"Papah tenang aja!
aku tau kok tipe wanita kayak Nurul. Alim-alim munafik. Hahahahahaha"
"Kalau yang itu, aku
kayaknya setuju sama kamu Mah" Ucap Pak Primus tersenyum menatap jok mobil
di sebelahnya.
Jok yang menjadi tempat
duduk Nurul waktu pulang tadi terlihat basah dan mengkilat karena cairan lendir
vagina Nurul yang tadi sempat keluar agak banyak.
Dan sebagai seorang
lelaki yang berpengalaman, Pak Primus sangat paham apa yang terjadi dengan
Nurul barusan.
"Got you!!"
Ucap pria paruh baya tersebut tersenyum.
#Bersambung.............
0 Response to "Akhwat Yang Ternoda - Part 2"
Post a Comment