Akhwat Yang Ternoda - Part 5

Sudah pukul sebelas malam Nurul masih belum bisa memejamkan matanya dan pergi tidur. Pikirannya nanar kemana-mana dan tidak bisa dihentikan sama sekali. Berulang kali dia mencoba berbalik badan berguling kesana kemari, menggoyang-goyangkan kakinya hingga membolak-balik bantal, Namun tetap saja tak ada satupun yang efektif untuk membuatnya terlelap.



Pikiran Nurul berkecamuk memikirkan apa yang terjadi antara dirinya dan Sean tadi siang, Ingatan Nurul pun kemudian kembali memutar adegan saat dia sedang mengobati luka memar di wajah Sean.

"Mbak mau jadi pacar saya gak??" Ucap Sean tiba-tiba.

Saat itu, Nurul hanya menanggapi pertanyaan Sean tersebut santai karena mungkin dia menganggap Sean sedang bercanda "Hahaha, emangnya Aden mau jadi pacar Mbak??" tanya Nurul tak merasakan apa-apa.

"Mau lah! Mbak cantik" gombal Sean yang memang tidak biasa seperti dirinya yang pendiam. Dan dari tadi, hidung Nurul seperti menghirup bau aneh dari badan dan wajah Sean. Bau nya lumayan wangi namun dia belum pernah mencium bau seperti itu sebelumnya.

Sambil terus mengobati luka Sean, Nurul pun membalas "Aden tau darimana kalau mbak cantik?? wajah Mbak kan tertutup" tanya Nurul masih santai.

"Tau aja" senyum Sean menatap mata Nurul. Di titik tersebut Nurul sempat terkesima beberapa detik melihat pemuda yang biasanya berwajah dingin tersebut dapat tersenyum sangat hangat juga.

Tak bisa dipungkiri kalau memang Sean adalah seorang pemuda yang tampan, mahakarya tuhan yang hampir mendekati kata sempurna. Bahkan Nurul pun pada awalnya sempat berpikir sejenak kalau dia masih remaja dan seusia Sean, dia pasti juga sudah tergila-gila pada pemuda tersebut. Akan tetapi sekarang usianya sudah terpaut jauh dan tidak lebih dari sekedar mbak-mbak biasa saja. Dan Nurul pun sudah bukan lagi seorang cewek ABG yang mudah terpikat oleh pesona laki-laki lain. Karena dihatinya sekarang sudah terdapat Haris suaminya yang begitu Nurul cintai. Jadi, mau bagaimanapun Sean menggombal, tak ada efeknya sama sekali pada diri Nurul saat itu.

Nurul menggeleng "Mbak udah tua! mending Aden cari pacar yang seumuran sama Aden saja! Mbak yakin kok, banyak yang mau sama Aden yang ganteng ini" balas Nurul menggombal. Tapi itu hanya bermaksud untuk pencair suasana dan candaan semata.

Namun sepertinya Sean menanggapinya dengan salah "Saya ganteng Mbak??" tanya Sean mendekatkan mukanya ke wajah Nurul.

"I--iya" jawab Nurul akhirnya tergugup juga.

Sean tersenyum memundurkan wajahnya "Kalau begitu Mbak jadi pacar saya aja! biar saya jadi milik mbak!" kata Sean begitu pede.

"Tapi kan Mbak udah punya suami Den!" balas Nurul yang entah kenapa sudah mulai serius dengan perkataan anak majikannya tersebut.

"Memangnya kenapa kalau Mbak udah punya suami???" tanya Sean santai.

Dan pertanyaan tersebut pun sukses membuat Nurul semakin gugup tak tau harus menjawab dan menjelaskannya bagaimana, "Ya berarti Mbak gak boleh pacaran sama orang lain" jawab Nurul seadanya.

"Memangnya Mbak mikir pacaran seperti apa??" tanya Sean tersenyum "Jangan bilang mbak mikirnya yang aneh-aneh??" lanjut Sean bertanya.

Nurul tergugup "Eng--enggak lah!! siapa juga yang mikir aneh-aneh" balas Nurul menyelesaikan pekerjaannya di wajah Sean "Dah tuh! dah beres!" lanjutnya begitu ketus. Nurul tak mengerti kenapa dia seperti bertingkah layaknya seorang cewek ABG yang sedang ngambek sama pacarnya.

"Mbak" panggil Sean tiba-tiba.

Dan ketika Nurul menghadap Sean, tiba-tiba saja pemuda tersebut mendekatkan wajahnya ke arah Nurul dan langsung mengecup bibirnya yang terhalang oleh cadarnya sendiri.

"Cup" sebuah ciuman dari Sean mendarat begitu saja tanpa bisa Nurul antisipasi sama sekali.

Meski terhalang oleh cadarnya, Nurul dengan segala kesadarannya dapat merasakan sensasi yang begitu jelas diberikan oleh bibir Sean pada bibirnya. Bahkan baru sepersekian detik dia sadar apa yang telah terjadi, tubuh Sean pun langsung ambruk dalam pelukannya sehingga Nurul pun jadi tak bisa berpikir tentang ciuman tersebut karena panik.

"Astagfirullah!! Adennn!! Adeeenn!!!" panggil Nurul menggoyangkan badan Sean memanggil namanya. Namun tubuh itu tak bergerak seperti orang sedang pingsan.

Karena semakin panik, Nurul pun dengan hati-hati menaruh kepala Sean ke atas meja dengan sangat cepat. Lalu dengan segala tenaga yang ada, diapun berlari ke arah kamar Bu Susan "Mbak!! Mbak!! tolong Mbak!!" teriaknya begitu panik.

Nurul berlari cepat dan langsung saja menyelonong masuk ke dalam kamar tempat Bu Susan berada.

"Astaga!!! Kamu kenapa Nu???!! bikin kaget saja!!" teriak Bu Susan sedikit marah karena kaget dengan Nurul.

Namun Nurul pun tak kalah kagetnya ketika mendapati kalau Bu Susan sedang dalam aktifitas senggamanya dengan pemuda bernama Ray yang mengaku sebagai tukang pijat profesional tadi. Ketika Nurul masuk, Bu Susan tengah asik naik-turun diatas tubuh pemuda tersebut seperti sedang menungganginya.

"Maa--maaf Mbak! Aden Sean pingsan!" Ucap Nurul begitu panik, dia tidak punya waktu terkejut dengan kegiatan Bu Susan.

Bu Susan yang tengah asyik naik turun itu pun langsung berhenti "Apa??!! Pingsan??!!" tanyanya ikut panik.

Nurul pun mengangguk "Iya Mbak!! cepetan tolong" ucapnya.

Lalu Bu Susan pun segera turun dari ranjangnya dan meraih sebuah kimono yang terletak didekat pintu, Bu Susan dan Nurul pun langsung bergegas ke arah dapur tempat Sean berada. Tampak Sean masih belum sadar sama sekali.

"Astaga!! Seaaaann!!!!" teriak Bu Susan panik melihat anaknya.

Bu Susan berlari begitu cepat hingga saat dia berhenti di tempat Sean, hidungnya langsung menangkap bau menyengat yang dia tau pasti itu adalah bau alkohol. Seketika dia langsung dapat menyimpulkan apa yang sedang terjadi pada Sean.

Bu Susan memegangi dadanya dan berbalik ke arah Nurul "Kamu mau bikin saya jantungan Nu??" tanyanya kesal kepada Nurul.

"Enggak Mbak!! Aden beneran pingsan!! ayo tolongin!" balas Nurul yang masih saja dalam keadaan panik.

Bu Susan menggeleng sambil bersedekap "Kamu gak usah khawatir! Sean cuma mabuk doang" ucap Bu Susan santai.

"Ma--mabuk??" tanya Nurul kaget.

"Iya!! emangnya dari tadi kamu gak nyium baunya?? itu bau alkohol" kata Bu Susan santai melenggang pergi. "Ada-ada saja kamu" lanjut Bu Susan menggeleng-geleng tersenyum sebelum akhirnya menghilang dari ruang makan.

Lutut Nurul yang sedari tadi sudah lemah, akhirnya kehilangan tenaga juga karena saking paniknya dia dengan Sean yang tak sadarkan diri. Badannya langsung merosot ke lantai dan terduduk lemas tak berdaya. Nurul mengelus-elus dadanya sendiri mencoba menenangkan jantungnya yang saat itu masih berburu dengan sangat cepat.

"Konyol sekali" Ucap Nurul yang teringat kejadian tadi siang itu.

Nurul tak habis pikir kalau dia menganggap Sean pingsan dan menyelonong masuk ke dalam kamar Bu Susan begitu saja. Apalagi ketika dia sadar kalau dia sudah menganggu aktifitas rutin majikan perempuannya. Nurul jadi tau kalau ternyata Bu Susan selalu melakukan perselingkuhan dengan pemuda-pemuda tampan tersebut setiap harinya seperti sebuah aktifitas yang biasa saja.

"Keluarga yang begitu aneh" kata Nurul dalam hatinya.

Kepala keluarga yang begitu misterius, Istri yang suka berselingkuh, dan Anak mereka yang tampaknya biasa mabuk-mabukkan, membuat mau tak mau Nurul menjadi terpikirkan oleh mereka. Apalagi ketika dia entah kenapa terpikirkan oleh rumor yang disebar oleh ibu-ibu sekitar komplek sana, semakin membuat hati Nurul menjadi tidak karuan sama sekali.

"Apa aku salah ngambil pekerjaan??" tanya Nurul dalam hatinya lagi.

Jadilah malam itu jadi saksi bagaimana Nurul tidak bisa tertidur akibat beban pikiran yang bersarang dikepalanya. pikiran tentang keluarga majikannya yang begitu aneh dan jauh dari kata normal tersebut membuatnya jadi tidak bisa tertidur.

Nurul kemudian memutuskan untuk mencoba menelfon Haris suaminya. Meski sekarang sudah larut malam, namun Nurul merasa kangen dengan suaminya tersebut karena sehari tadi dia tidak menelfon sama sekali, Nurul berpikir bahwa setelah mendengar suara suaminya, dia pun bisa tertidur dengan nyenyak dan melupakan semua beban yang ada dipikirannya.

Nurul pun mengambil smartphone miliknya dan mendial nomor suaminya, dia menunggu sesaat ketika nada "Tut tut" berbunyi, namun setelah beberapa lama tidak ada jawaban dari Haris, Hanya suara operator perempuan yang berkata "Nomor yang anda tuju tidak menjawab, silahkan tinggalkan pesan setelah nada berikut"

"Mungkin sudah tidur" ucap Nurul dalam hatinya lalu memutus sambungan telfonnya.

Nurul kembali menggulingkan badannya telentang, menatap langit-langit rumahnya dengan tatapan kosong tidak ada yang dipikirkannya, yang Nurul tau saat ini adalah dia harus tidur dengan cepat agar nanti pagi dia tidak kesiangan dan terlambat pergi bekerja.

Selang beberapa menit Nurul bermenung, smartphone miliknya berbunyi menandakan adanya sebuah panggilan masuk. Nurul pun tersenyum bersemangat karena dia mengira itu adalah panggilan dari Haris suaminya. Namun ketika dia melihat layar smartphonenya tersebut, dahinya mengkerut melihat kalau yang menelfonnya adalah sebuah nomor tak dikenal.

"Haloo??" Ucap Nurul mengangkat telfon tersebut. Nurul bahkan tidak curiga sama sekali kalau ada nomor tak dikenal menelfonnya larut malam begini.

"Hai Mbak!! ini aku Sean" Ucap suara diseberang sana yang ternyata adalah Sean.

Nurul terjinjit kaget dan berusaha duduk dari tidurnya "Aden?? Aden tau nomer mbak darimana??" tanya Nurul.

"Tadi aku minta sama mamah"

"Ohh gitu! trus Aden ngapain nelfon Mbak??"

"Saya kangen sama Mbak" Ucap Sean santai.

Nurul menjauhkan smartphone miliknya dari telinga dan menatap aneh ke layarnya "Aden mabuk lagi??" tanya Nurul khawatir.

"Hahaha, enggak kok Mbak! saya sadar sesadar-sadarnya" jawab Sean.

"Trus ngapain Aden begini??"

"Lagi kangen sama Mbak!! saya mau ngajakin Mbak pacaran"

Nurul menggerutu "Pasti ini bocah mabuk lagi!" Ucap Nurul dalam hatinya.

"Duh Den! Aden mabuk kayaknya" Ucap Nurul.

Namun bukannya Sean menjawab, dia malah mengaktifkan panggilan video call yang membuat Nurul sedikit kaget, cepat-cepat dia meraih sebuah jilbab sorongan di sebelahnya dan langsung memakai penutup kepalanya tersebut.

"Mbak tidur pakai jilbab??" tanya Sean heran.

Nurul menggeleng "Enggak! ini karena kamu video call saja" jawab Nurul.

"Hehehe, sekarang aku bisa lihat wajahnya Mbak!" Balas Sean tersenyum. Nurul baru tersadar kalau sekarang dia tidak menggunakan cadarnya karena memang dia sedang dalam keadaan mau tidur. dan tentu saja sekarang Sean dapat melihat wajahnya tersebut.

Nurul pun kemudian mengambil bantal disebelahnya dan menutup kembali wajahnya "Aden kenapa nelfon Mbak??" tanya Nurul mengalihkan pembicaraan.

"Mau ngajakin Mbak pacaran!!" balasnya tersenyum.

"Plis Den jangan kayak gini!" kata Nurul memohon.

Sean mengangkat alisnya "Kayak gini gimana??? saya kan cuma kangen sama pacar saya" ucapnya.

"Saya bukan pacarnya Aden!!" Jawab Nurul cemberut. Tak sadar bantal yang menutupi wajahnya tersingkir dan memperlihatkan wajahnya kembali pada Sean.

"Padahal kita udah ciuman" Goda Sean berpura-pura kecewa.

"Astaga! Aden inget???" tanya Nurul kaget. Dia berpikir kalau orang mabuk tidak ingat sama sekali apa yang mereka lakukan.

Sean tersenyum "Inget dong, masa' nyium pacar sendiri gak inget" balas Sean semakin menggoda.

Namun ketika mereka sedang asik video call-an. Lampu rumah Nurul kemudian mati mendadak "Astagfirullah hal adzim" Ucap Nurul yang kaget dan melihat keluar jendela kalau suasana menjadi gelap, menandakan kalau adanya pemadaman listrik.

"Mbak kenapa??" tanya Sean sedikit kaget.

"Itu Den! lampu mati!! Mbak takut" Jawab Nurul ketakutan. Nurul memang sedikit phobia dengan kegelapan.

"Astaga! Mbak dimana sekarang?? biar aku samperin!" Ucap Sean ikut khawatir melihat ekspresi Nurul yang tiba-tiba berubah menjadi pucat pasi.

"Mb--mbak di rumah" jawab Nurul semakin takut.

Sean tampak terburu-buru keluar dari rumahnya, dia pun langsung mengambil motor hitam miliknya "Mbak kasih tau alamat rumah Mbak!! aku kesana sekarang!!" Ucap Sean memakai helm.

"Tapi--"

"Buruan!!!! jangan dimatiin video call nya" perintah Sean

Dan setelah Sean diberitahu oleh Nurul alamat rumahnya, Sean pun langsung melaju dengan cepat pergi ke rumah Nurul dengan sepeda motornya.



*****************

Semntara itu di kediaman Pak Primus...

"Clookkk!! kclokkk!! clookkk!!! kclooooookkkk.. ploookkk!! kplookkk!!

Sebuah suara hasil perpaduan kelamin anak manusia terdengar dengan jelas menggema dalam ruangan tersebut, suara itu berasal dari Pak Primus dan Bu Susan yang tengah bersenggama panas diatas ranjang pengantin mereka.

"Uuuugghhh... memekmu mantep bangettt maahhh" Puji Pak Primus yang sedang menggenjotkan Penis besar miliknya di dalam liang vagina Bu Susan. Pak Primus tengah asik menghajar tubuh istrinya tersebut dengan gaya doggy style kesukaannya.

Dan Bu Susan pun tampak menikmati genjotan suaminya tersebut "Oohhh.. iya Pahh!! kontol papah juga mantepp gak ada lawannyyaaaa.. uuuuuhhhh!!!"

"Enakan mana kontol papah daripada kontol gigolo mu itu Mah???" tanya Pak Primus semakin bersemangat.

Bu Susan yang sedang di doggy itu pun melirik Pak Primus ke belakang "Enakan kontol mereka dong Pah!!" Ucapnya menggoda sang suami.

"Plaaakkkk!!!!" sebuah tamparan keras di daratkan oleh Pak Primus di pantat Bu Susan. Itu bukanlah sebuah tamparan amarah melainkan tamparan yang menandakan bahwa Pak Primus semakin bernafsu.

"Kamu emang istri lonte Mah!!" Racau Pak Primus tidak berhenti.

"Hihihihi. kan papah sendiri yang ngizinin mamah nyicipin kontol-kontol brondong itu.. oohhh teruss paahhh!!!"

"Iyahh.. sampaii kamu kelewatan ngentot sama mereka tiap hari" Ucap Pak Primus.

Dia memeluk tubuh Bu Susan dengan eratt dan meremas kedua bukit kembar istrinya tersebut dari belakang. Tak hanya itu, Pak Primus juga menyodokkan penisnya semakin cepatt pertanda kalau dia akan mencapai orgasmenya.

"Ciee ada yang cemburu nih??? hihihihii" Goda Bu Susan pada suaminya tersebut.

"Kamu emang bener-bener Mah!! oooooooggggghhhhhhhhhhhhhh" Pak Primus melolong seperti singa yang terluka ketika dia menghempaskan penis miliknya sedalam mungkin ke dalam vagina Bu Susan dan mengeluarkan seluruh isinya disana.

"Kamu keluar Pah??" tanya Bu Susan kemudian. "Lemah banget" lanjutnya meledek suaminya sendiri.

"Sue kamu mah" gerutu Pak Primus yang beranjak turun dari ranjang.

Bu Susan pun membalik badannya dan melihat suaminya tersebut tengah minum air putih yang terletak di meja nakas dekat kasur mereka.

"Kamu selalu payah kalau lawan aku Pah!! tapi kuat banget kalau sama memek cewek-cewek miskin itu" Ucap Bu Susan yang kesal.

"Kamu cemburu???" balas Pak Primus berbalik meledek istrinya.

"Ihh, ngapain juga cemburu sama perempuan-perempuan murahan itu" gerutu Bu Susan.

Pak Primus kembali ke kasur sambil berkata "Inget Mah!! perempuan-perempuan murahan itu yang jadi sumber keuangan kita! mamah jadi bisa nyewa gigolo-gigolo itu berkat mereka juga. hehehehe"

"Hahaha, iya juga yah Pah! mama kok jadi lupa gitu. hahahaha" Ucap Bu Susan.

Lalu dia melanjutkan "Jadi kapan kita jalanin rencana kita buat Nurul???? sekarang lagi banyak yang doyan sama wanita-wanita akhwat gitu loh Pah!! mamah yakin dia pasti bakalan laku keras di kalangan pelanggan kita"

"Hahaha, papa tau itu mah! tapi dengan Nurul kita harus sedikit berhati-hati. Kalau kita salah langkah bisa-bisa kita yang celaka" Jawab Pak Primus.

"Ya terserah Papah aja deh! tapi yang jelas jangan sampai seperti Dini" balas Bu Susan.

Yang membuat Pak Primus sedikit terheran "Maksud kamu??" tanyanya.

"Tadi anakmu itu minta nomer Nurul ke aku"

Usai mendengar perkataan istrinya, Pak Primus pun mengeram marah "Sialan anak itu!!!"

#Bersambung.............

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Akhwat Yang Ternoda - Part 5"

Post a Comment