Sudah pukul sebelas malam
Nurul masih belum bisa memejamkan matanya dan pergi tidur. Pikirannya nanar
kemana-mana dan tidak bisa dihentikan sama sekali. Berulang kali dia mencoba
berbalik badan berguling kesana kemari, menggoyang-goyangkan kakinya hingga
membolak-balik bantal, Namun tetap saja tak ada satupun yang efektif untuk
membuatnya terlelap.
Pikiran Nurul berkecamuk
memikirkan apa yang terjadi antara dirinya dan Sean tadi siang, Ingatan Nurul
pun kemudian kembali memutar adegan saat dia sedang mengobati luka memar di
wajah Sean.
"Mbak mau jadi pacar
saya gak??" Ucap Sean tiba-tiba.
Saat itu, Nurul hanya
menanggapi pertanyaan Sean tersebut santai karena mungkin dia menganggap Sean
sedang bercanda "Hahaha, emangnya Aden mau jadi pacar Mbak??" tanya
Nurul tak merasakan apa-apa.
"Mau lah! Mbak
cantik" gombal Sean yang memang tidak biasa seperti dirinya yang pendiam.
Dan dari tadi, hidung Nurul seperti menghirup bau aneh dari badan dan wajah
Sean. Bau nya lumayan wangi namun dia belum pernah mencium bau seperti itu
sebelumnya.
Sambil terus mengobati
luka Sean, Nurul pun membalas "Aden tau darimana kalau mbak cantik?? wajah
Mbak kan tertutup" tanya Nurul masih santai.
"Tau aja"
senyum Sean menatap mata Nurul. Di titik tersebut Nurul sempat terkesima
beberapa detik melihat pemuda yang biasanya berwajah dingin tersebut dapat
tersenyum sangat hangat juga.
Tak bisa dipungkiri kalau
memang Sean adalah seorang pemuda yang tampan, mahakarya tuhan yang hampir
mendekati kata sempurna. Bahkan Nurul pun pada awalnya sempat berpikir sejenak
kalau dia masih remaja dan seusia Sean, dia pasti juga sudah tergila-gila pada
pemuda tersebut. Akan tetapi sekarang usianya sudah terpaut jauh dan tidak
lebih dari sekedar mbak-mbak biasa saja. Dan Nurul pun sudah bukan lagi seorang
cewek ABG yang mudah terpikat oleh pesona laki-laki lain. Karena dihatinya sekarang
sudah terdapat Haris suaminya yang begitu Nurul cintai. Jadi, mau bagaimanapun
Sean menggombal, tak ada efeknya sama sekali pada diri Nurul saat itu.
Nurul menggeleng
"Mbak udah tua! mending Aden cari pacar yang seumuran sama Aden saja! Mbak
yakin kok, banyak yang mau sama Aden yang ganteng ini" balas Nurul
menggombal. Tapi itu hanya bermaksud untuk pencair suasana dan candaan semata.
Namun sepertinya Sean
menanggapinya dengan salah "Saya ganteng Mbak??" tanya Sean
mendekatkan mukanya ke wajah Nurul.
"I--iya" jawab
Nurul akhirnya tergugup juga.
Sean tersenyum
memundurkan wajahnya "Kalau begitu Mbak jadi pacar saya aja! biar saya
jadi milik mbak!" kata Sean begitu pede.
"Tapi kan Mbak udah
punya suami Den!" balas Nurul yang entah kenapa sudah mulai serius dengan
perkataan anak majikannya tersebut.
"Memangnya kenapa
kalau Mbak udah punya suami???" tanya Sean santai.
Dan pertanyaan tersebut
pun sukses membuat Nurul semakin gugup tak tau harus menjawab dan
menjelaskannya bagaimana, "Ya berarti Mbak gak boleh pacaran sama orang
lain" jawab Nurul seadanya.
"Memangnya Mbak
mikir pacaran seperti apa??" tanya Sean tersenyum "Jangan bilang mbak
mikirnya yang aneh-aneh??" lanjut Sean bertanya.
Nurul tergugup
"Eng--enggak lah!! siapa juga yang mikir aneh-aneh" balas Nurul
menyelesaikan pekerjaannya di wajah Sean "Dah tuh! dah beres!"
lanjutnya begitu ketus. Nurul tak mengerti kenapa dia seperti bertingkah
layaknya seorang cewek ABG yang sedang ngambek sama pacarnya.
"Mbak" panggil
Sean tiba-tiba.
Dan ketika Nurul
menghadap Sean, tiba-tiba saja pemuda tersebut mendekatkan wajahnya ke arah
Nurul dan langsung mengecup bibirnya yang terhalang oleh cadarnya sendiri.
"Cup" sebuah
ciuman dari Sean mendarat begitu saja tanpa bisa Nurul antisipasi sama sekali.
Meski terhalang oleh
cadarnya, Nurul dengan segala kesadarannya dapat merasakan sensasi yang begitu
jelas diberikan oleh bibir Sean pada bibirnya. Bahkan baru sepersekian detik
dia sadar apa yang telah terjadi, tubuh Sean pun langsung ambruk dalam
pelukannya sehingga Nurul pun jadi tak bisa berpikir tentang ciuman tersebut
karena panik.
"Astagfirullah!!
Adennn!! Adeeenn!!!" panggil Nurul menggoyangkan badan Sean memanggil
namanya. Namun tubuh itu tak bergerak seperti orang sedang pingsan.
Karena semakin panik,
Nurul pun dengan hati-hati menaruh kepala Sean ke atas meja dengan sangat
cepat. Lalu dengan segala tenaga yang ada, diapun berlari ke arah kamar Bu
Susan "Mbak!! Mbak!! tolong Mbak!!" teriaknya begitu panik.
Nurul berlari cepat dan
langsung saja menyelonong masuk ke dalam kamar tempat Bu Susan berada.
"Astaga!!! Kamu
kenapa Nu???!! bikin kaget saja!!" teriak Bu Susan sedikit marah karena
kaget dengan Nurul.
Namun Nurul pun tak kalah
kagetnya ketika mendapati kalau Bu Susan sedang dalam aktifitas senggamanya
dengan pemuda bernama Ray yang mengaku sebagai tukang pijat profesional tadi.
Ketika Nurul masuk, Bu Susan tengah asik naik-turun diatas tubuh pemuda tersebut
seperti sedang menungganginya.
"Maa--maaf Mbak!
Aden Sean pingsan!" Ucap Nurul begitu panik, dia tidak punya waktu
terkejut dengan kegiatan Bu Susan.
Bu Susan yang tengah
asyik naik turun itu pun langsung berhenti "Apa??!! Pingsan??!!"
tanyanya ikut panik.
Nurul pun mengangguk
"Iya Mbak!! cepetan tolong" ucapnya.
Lalu Bu Susan pun segera
turun dari ranjangnya dan meraih sebuah kimono yang terletak didekat pintu, Bu
Susan dan Nurul pun langsung bergegas ke arah dapur tempat Sean berada. Tampak
Sean masih belum sadar sama sekali.
"Astaga!!
Seaaaann!!!!" teriak Bu Susan panik melihat anaknya.
Bu Susan berlari begitu
cepat hingga saat dia berhenti di tempat Sean, hidungnya langsung menangkap bau
menyengat yang dia tau pasti itu adalah bau alkohol. Seketika dia langsung
dapat menyimpulkan apa yang sedang terjadi pada Sean.
Bu Susan memegangi
dadanya dan berbalik ke arah Nurul "Kamu mau bikin saya jantungan
Nu??" tanyanya kesal kepada Nurul.
"Enggak Mbak!! Aden
beneran pingsan!! ayo tolongin!" balas Nurul yang masih saja dalam keadaan
panik.
Bu Susan menggeleng
sambil bersedekap "Kamu gak usah khawatir! Sean cuma mabuk doang"
ucap Bu Susan santai.
"Ma--mabuk??"
tanya Nurul kaget.
"Iya!! emangnya dari
tadi kamu gak nyium baunya?? itu bau alkohol" kata Bu Susan santai
melenggang pergi. "Ada-ada saja kamu" lanjut Bu Susan
menggeleng-geleng tersenyum sebelum akhirnya menghilang dari ruang makan.
Lutut Nurul yang sedari
tadi sudah lemah, akhirnya kehilangan tenaga juga karena saking paniknya dia
dengan Sean yang tak sadarkan diri. Badannya langsung merosot ke lantai dan
terduduk lemas tak berdaya. Nurul mengelus-elus dadanya sendiri mencoba
menenangkan jantungnya yang saat itu masih berburu dengan sangat cepat.
"Konyol sekali"
Ucap Nurul yang teringat kejadian tadi siang itu.
Nurul tak habis pikir
kalau dia menganggap Sean pingsan dan menyelonong masuk ke dalam kamar Bu Susan
begitu saja. Apalagi ketika dia sadar kalau dia sudah menganggu aktifitas rutin
majikan perempuannya. Nurul jadi tau kalau ternyata Bu Susan selalu melakukan
perselingkuhan dengan pemuda-pemuda tampan tersebut setiap harinya seperti
sebuah aktifitas yang biasa saja.
"Keluarga yang
begitu aneh" kata Nurul dalam hatinya.
Kepala keluarga yang
begitu misterius, Istri yang suka berselingkuh, dan Anak mereka yang tampaknya
biasa mabuk-mabukkan, membuat mau tak mau Nurul menjadi terpikirkan oleh
mereka. Apalagi ketika dia entah kenapa terpikirkan oleh rumor yang disebar
oleh ibu-ibu sekitar komplek sana, semakin membuat hati Nurul menjadi tidak
karuan sama sekali.
"Apa aku salah
ngambil pekerjaan??" tanya Nurul dalam hatinya lagi.
Jadilah malam itu jadi
saksi bagaimana Nurul tidak bisa tertidur akibat beban pikiran yang bersarang
dikepalanya. pikiran tentang keluarga majikannya yang begitu aneh dan jauh dari
kata normal tersebut membuatnya jadi tidak bisa tertidur.
Nurul kemudian memutuskan
untuk mencoba menelfon Haris suaminya. Meski sekarang sudah larut malam, namun
Nurul merasa kangen dengan suaminya tersebut karena sehari tadi dia tidak
menelfon sama sekali, Nurul berpikir bahwa setelah mendengar suara suaminya,
dia pun bisa tertidur dengan nyenyak dan melupakan semua beban yang ada
dipikirannya.
Nurul pun mengambil
smartphone miliknya dan mendial nomor suaminya, dia menunggu sesaat ketika nada
"Tut tut" berbunyi, namun setelah beberapa lama tidak ada jawaban
dari Haris, Hanya suara operator perempuan yang berkata "Nomor yang anda
tuju tidak menjawab, silahkan tinggalkan pesan setelah nada berikut"
"Mungkin sudah
tidur" ucap Nurul dalam hatinya lalu memutus sambungan telfonnya.
Nurul kembali
menggulingkan badannya telentang, menatap langit-langit rumahnya dengan tatapan
kosong tidak ada yang dipikirkannya, yang Nurul tau saat ini adalah dia harus
tidur dengan cepat agar nanti pagi dia tidak kesiangan dan terlambat pergi
bekerja.
Selang beberapa menit
Nurul bermenung, smartphone miliknya berbunyi menandakan adanya sebuah
panggilan masuk. Nurul pun tersenyum bersemangat karena dia mengira itu adalah
panggilan dari Haris suaminya. Namun ketika dia melihat layar smartphonenya
tersebut, dahinya mengkerut melihat kalau yang menelfonnya adalah sebuah nomor
tak dikenal.
"Haloo??" Ucap
Nurul mengangkat telfon tersebut. Nurul bahkan tidak curiga sama sekali kalau
ada nomor tak dikenal menelfonnya larut malam begini.
"Hai Mbak!! ini aku
Sean" Ucap suara diseberang sana yang ternyata adalah Sean.
Nurul terjinjit kaget dan
berusaha duduk dari tidurnya "Aden?? Aden tau nomer mbak darimana??"
tanya Nurul.
"Tadi aku minta sama
mamah"
"Ohh gitu! trus Aden
ngapain nelfon Mbak??"
"Saya kangen sama
Mbak" Ucap Sean santai.
Nurul menjauhkan
smartphone miliknya dari telinga dan menatap aneh ke layarnya "Aden mabuk
lagi??" tanya Nurul khawatir.
"Hahaha, enggak kok
Mbak! saya sadar sesadar-sadarnya" jawab Sean.
"Trus ngapain Aden
begini??"
"Lagi kangen sama
Mbak!! saya mau ngajakin Mbak pacaran"
Nurul menggerutu
"Pasti ini bocah mabuk lagi!" Ucap Nurul dalam hatinya.
"Duh Den! Aden mabuk
kayaknya" Ucap Nurul.
Namun bukannya Sean
menjawab, dia malah mengaktifkan panggilan video call yang membuat Nurul
sedikit kaget, cepat-cepat dia meraih sebuah jilbab sorongan di sebelahnya dan
langsung memakai penutup kepalanya tersebut.
"Mbak tidur pakai
jilbab??" tanya Sean heran.
Nurul menggeleng
"Enggak! ini karena kamu video call saja" jawab Nurul.
"Hehehe, sekarang
aku bisa lihat wajahnya Mbak!" Balas Sean tersenyum. Nurul baru tersadar
kalau sekarang dia tidak menggunakan cadarnya karena memang dia sedang dalam
keadaan mau tidur. dan tentu saja sekarang Sean dapat melihat wajahnya
tersebut.
Nurul pun kemudian
mengambil bantal disebelahnya dan menutup kembali wajahnya "Aden kenapa
nelfon Mbak??" tanya Nurul mengalihkan pembicaraan.
"Mau ngajakin Mbak
pacaran!!" balasnya tersenyum.
"Plis Den jangan
kayak gini!" kata Nurul memohon.
Sean mengangkat alisnya
"Kayak gini gimana??? saya kan cuma kangen sama pacar saya" ucapnya.
"Saya bukan pacarnya
Aden!!" Jawab Nurul cemberut. Tak sadar bantal yang menutupi wajahnya
tersingkir dan memperlihatkan wajahnya kembali pada Sean.
"Padahal kita udah
ciuman" Goda Sean berpura-pura kecewa.
"Astaga! Aden
inget???" tanya Nurul kaget. Dia berpikir kalau orang mabuk tidak ingat
sama sekali apa yang mereka lakukan.
Sean tersenyum
"Inget dong, masa' nyium pacar sendiri gak inget" balas Sean semakin
menggoda.
Namun ketika mereka
sedang asik video call-an. Lampu rumah Nurul kemudian mati mendadak
"Astagfirullah hal adzim" Ucap Nurul yang kaget dan melihat keluar
jendela kalau suasana menjadi gelap, menandakan kalau adanya pemadaman listrik.
"Mbak kenapa??"
tanya Sean sedikit kaget.
"Itu Den! lampu
mati!! Mbak takut" Jawab Nurul ketakutan. Nurul memang sedikit phobia
dengan kegelapan.
"Astaga! Mbak dimana
sekarang?? biar aku samperin!" Ucap Sean ikut khawatir melihat ekspresi
Nurul yang tiba-tiba berubah menjadi pucat pasi.
"Mb--mbak di
rumah" jawab Nurul semakin takut.
Sean tampak terburu-buru
keluar dari rumahnya, dia pun langsung mengambil motor hitam miliknya
"Mbak kasih tau alamat rumah Mbak!! aku kesana sekarang!!" Ucap Sean
memakai helm.
"Tapi--"
"Buruan!!!! jangan
dimatiin video call nya" perintah Sean
Dan setelah Sean
diberitahu oleh Nurul alamat rumahnya, Sean pun langsung melaju dengan cepat
pergi ke rumah Nurul dengan sepeda motornya.
*****************
Semntara itu di kediaman
Pak Primus...
"Clookkk!! kclokkk!!
clookkk!!! kclooooookkkk.. ploookkk!! kplookkk!!
Sebuah suara hasil
perpaduan kelamin anak manusia terdengar dengan jelas menggema dalam ruangan
tersebut, suara itu berasal dari Pak Primus dan Bu Susan yang tengah
bersenggama panas diatas ranjang pengantin mereka.
"Uuuugghhh...
memekmu mantep bangettt maahhh" Puji Pak Primus yang sedang menggenjotkan
Penis besar miliknya di dalam liang vagina Bu Susan. Pak Primus tengah asik
menghajar tubuh istrinya tersebut dengan gaya doggy style kesukaannya.
Dan Bu Susan pun tampak
menikmati genjotan suaminya tersebut "Oohhh.. iya Pahh!! kontol papah juga
mantepp gak ada lawannyyaaaa.. uuuuuhhhh!!!"
"Enakan mana kontol
papah daripada kontol gigolo mu itu Mah???" tanya Pak Primus semakin
bersemangat.
Bu Susan yang sedang di
doggy itu pun melirik Pak Primus ke belakang "Enakan kontol mereka dong
Pah!!" Ucapnya menggoda sang suami.
"Plaaakkkk!!!!"
sebuah tamparan keras di daratkan oleh Pak Primus di pantat Bu Susan. Itu
bukanlah sebuah tamparan amarah melainkan tamparan yang menandakan bahwa Pak
Primus semakin bernafsu.
"Kamu emang istri
lonte Mah!!" Racau Pak Primus tidak berhenti.
"Hihihihi. kan papah
sendiri yang ngizinin mamah nyicipin kontol-kontol brondong itu.. oohhh teruss
paahhh!!!"
"Iyahh.. sampaii
kamu kelewatan ngentot sama mereka tiap hari" Ucap Pak Primus.
Dia memeluk tubuh Bu
Susan dengan eratt dan meremas kedua bukit kembar istrinya tersebut dari
belakang. Tak hanya itu, Pak Primus juga menyodokkan penisnya semakin cepatt
pertanda kalau dia akan mencapai orgasmenya.
"Ciee ada yang
cemburu nih??? hihihihii" Goda Bu Susan pada suaminya tersebut.
"Kamu emang
bener-bener Mah!! oooooooggggghhhhhhhhhhhhhh" Pak Primus melolong seperti
singa yang terluka ketika dia menghempaskan penis miliknya sedalam mungkin ke
dalam vagina Bu Susan dan mengeluarkan seluruh isinya disana.
"Kamu keluar
Pah??" tanya Bu Susan kemudian. "Lemah banget" lanjutnya meledek
suaminya sendiri.
"Sue kamu mah"
gerutu Pak Primus yang beranjak turun dari ranjang.
Bu Susan pun membalik
badannya dan melihat suaminya tersebut tengah minum air putih yang terletak di
meja nakas dekat kasur mereka.
"Kamu selalu payah
kalau lawan aku Pah!! tapi kuat banget kalau sama memek cewek-cewek miskin
itu" Ucap Bu Susan yang kesal.
"Kamu
cemburu???" balas Pak Primus berbalik meledek istrinya.
"Ihh, ngapain juga
cemburu sama perempuan-perempuan murahan itu" gerutu Bu Susan.
Pak Primus kembali ke
kasur sambil berkata "Inget Mah!! perempuan-perempuan murahan itu yang
jadi sumber keuangan kita! mamah jadi bisa nyewa gigolo-gigolo itu berkat
mereka juga. hehehehe"
"Hahaha, iya juga
yah Pah! mama kok jadi lupa gitu. hahahaha" Ucap Bu Susan.
Lalu dia melanjutkan
"Jadi kapan kita jalanin rencana kita buat Nurul???? sekarang lagi banyak
yang doyan sama wanita-wanita akhwat gitu loh Pah!! mamah yakin dia pasti
bakalan laku keras di kalangan pelanggan kita"
"Hahaha, papa tau
itu mah! tapi dengan Nurul kita harus sedikit berhati-hati. Kalau kita salah
langkah bisa-bisa kita yang celaka" Jawab Pak Primus.
"Ya terserah Papah
aja deh! tapi yang jelas jangan sampai seperti Dini" balas Bu Susan.
Yang membuat Pak Primus
sedikit terheran "Maksud kamu??" tanyanya.
"Tadi anakmu itu
minta nomer Nurul ke aku"
Usai mendengar perkataan
istrinya, Pak Primus pun mengeram marah "Sialan anak itu!!!"
#Bersambung.............
0 Response to "Akhwat Yang Ternoda - Part 5"
Post a Comment