Ditengah dinginnya malam,
Nurul terbangun dari tidurnya dan langsung berjengit seperti tersengat sebuah
arus listrik. Matanya dengan pelan terbuka dan langsung mendapati sosok wajah
Pak Primus yang sedang tersenyum nakal menindih tubuhnya.
"Pa--Pak
Primus??" Ucap Nurul pelan.
Dan bersamaan dengan itu,
pikirannya mendadak menjadi buram saat mata Pak Primus menatapnya begitu lekat.
Nurul tau seharusnya dia menolak dipeluk oleh majikannya tersebut. Namun entah
kenapa dia sama sekali tak mampu melakukannya.
"Kenapa Bapak bisa
disini??" tanya Nurul semakin terheran.
Tapi Pak Primus tidak
menjawabnya dan malah tersenyum “Kamu gak perlu tahu! Sekarang, lepas semua
pakaianmu. Aku ingin melihat tubuhmu.” Ucap Pak Primus.
Dan Seperti orang bodoh,
Nurulpun melakukannya begitu saja. Ia segera mempreteli baju kurungnya meski
dalam hati merasa sangat bingung dan tidak mengerti kenapa tubuhnya menurut
begitu saja.
Sampai semua sudah
terbuka, Nurul pun kemudian duduk bersebelahan dengan Pak Primus. Dengan gemas
lelaki paruh baya yang menjadi majikannya itu meraih tubuh sekal Nurul ke dalam
pelukannya. dibelainya bulatan payudara Nurul yang kini hanya tertutup sebuah
jilbab lebar.
Nurul semakin tidak
mengerti dengan suasana yang membingungkan ini. Dia merasa ada yang salah
dengan tubuhnya yang tidak dapat merespon apapun yang dia inginkan. tubuhnya
seperti seolah-olah bergerak dan punya kemauan sendiri. Nurul pun teringat
kalau sebelum tidur tadi dia sama sekali tidak memakai jilbab. Namun sekarang,
benda itu melekat kuat dikepalanya.
Nurul hanya bisa
memejamkan mata rapat-rapat melihat wajah Pak Primus yang mendekati mukanya.
Belum pernah ada lelaki yang sedekat ini dengan dia selain Haris suaminya.
Dan sesaat kemudian,
Bibir tebal milik Pak Primus langsung melumat rakus bibir Nurul yang ranum dan
kecil itu, mengirim rasa muak pada diri Nurul yang mencoba memberontak dan
melawan, namun anehnya, lagi-lagi dia tidak bisa mengendalikan tubuhnya sendiri
dan sama sekali tidak sanggup untuk menolak.
Malahan Nurul mulai
membalas lumatan bibir dan lidah Pak Primus dengan ragu-ragu. Meski batinnya
menjerit, entah mengapa tubuhnya malah bergairah dan syahwatnya bangkit. Terasa
aneh saat Nurul membalas lumatan laki-laki itu, sementara Pak Primus terus
menyapukan lidah dengan terburu-buru dan melumat bibir tipis Nurul dengan
mulutnya yang tebal.
Tangan Pak Primus sudah
menjelajah ke sekujur dada Nurul, diremasnya bulatan payudara Nurul dengan
kasar, diselipkannya di balik jilbab lebar yang menutup sebagian dada Nurul.
Kulit tangannya terasa kaku saat meremas, dan Nurul menggeliat begitu Pak
Primus mempermainkan putingnya yang mungil dengan dua jari.
“ooohhhhh.. Paaakhhh!!!!”
rintih Nurul keluar begitu saja, namun tetap diam saat satu tangan Pak Primus
mulai mengelus selangkangannya yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi.
Pak Primus lalu menatap
bulatan payudara Nurul dengan mesum. Dipandanginya sejenak dua bukit kembar
yang begitu putih dan mulus itu, dirasakannya dengan meremas-remasnya ringan,
sebelum kemudian bibir tebalnya menyambar, mendarat tepat di puncaknya yang
mungil menjulang kemerahan.
“OOOOhhh.. Pakkk!!
Geliiihhhhh” Mata Nurul masih terpejam meskipun kegelian mulai menghinggapi
tubuhnya.
Nurul meremas-remas
rambut Pak Primus ketika majikannya itu terus menyusu di dadanya. Nurul
menggeliat ke kiri dan ke kana tanpa sadar saat bibir tebal Pak Primus
menyentuh putingnya.
Terasa aneh pada awalnya,
tapi makin lama makin terasa enak, hingga membuat Nurul mulai mendesis dalam
nikmat. Apalagi Pak Primus menyelinginya dengan meremas-remas lembut puting
yang satunya, bergantian mengulum dari puting kiri ke yang kanan, lalu balik
lagi, dan begitu terus selama beberapa waktu sampai desahan Nurul semakin lepas
keluar.
“Ahh… aughh… Pakkk!! hentiikaaannn!!”
Nurul menggelinjang.
“Ssh… nikmati saja, Mbak”
Ucap Pak Primus melanjutkan penjelajahannya, disusurinya perut Nurul dengan
bibirnya yang tebal dan berhenti di selangkangan miliknya.
Pak Primus lalu membuka
lebar kaki Nurul, lidahnya langsung menari pada biji klitoris Nurul, membuat
istri Haris itu langsung menjerit tertahan merasakan kenikmatan jilatan Pak
Primus yang tak terduga. Seumur hidup baru kali ini Nurul merasakan Vaginya
dijilat oleh lidah manusia. Dan rasanya amat sangat nikmat.
"Paakkk!!!
geliihh!!! aakkkuuu mauuu kenciiinnngggg!!!" Ucap Nurul merasakan ambang
kenikmatannya mendekat.
Namun saat benar-benar
rasa nikmat itu hampir meledak, Nurul merasakan cairan hangat mengalir deras
keluar dari dalam Vaginanya. Yang membuat alam bawah sadarnya bangkit dari
sebuah mimpi yang teramat sangat nikmat tersebut.
Ya, Nurul baru saja
mengalami sebuah mimpi basah yang sangat hebat.
Saking hebatnya mimpi
tersebut, Nurul bahkan orgasme sambil terkencing-kencing banyak sekali. membuat
tempat tidur, baju dan celananya langsung basah kuyup karena air seninya yang
keluar sangat banyak.
"Astagfirull*h hal
adzim" Ucap Nurul dalam hati yang tersadar kalau dia sudah ngompol
dicelana.
Sekarang Nurul mengerti
kenapa tadi dia tidak bisa mengendalikan tubuhnya karena hal tersebut adalah
sebuah mimpi. Dan siapapun sama sekali tidak bisa mengendalikan tubuh mereka di
alam mimpi.
Nurul mengurut pelipis
matanya dengan seksama, matanya masih mengantuk dan jiwanya belum kembali
seutuhnya. Namun pikirannya langsung berkecamuk tiada henti memikirkan mimpi
yang baru saja terjadi.
Mimpi itu terasa sangat
nyata dan asli, bahkan Nurul pun merasakan kalau dia benar-benar sudah
dilecehkan oleh Pak Primus majikannya tersebut. Dalam mimpi tersebut Nurul
bahkan sudah mau menerima kenikmatan yang diberikan oleh Pak Primus dengan
senang hati. Tapi untunglah hal tersebut hanyalah sebuah mimpi saja. Karena
kalau itu adalah dunia nyata, Nurul pasti akan berontak dan melawan sekuat
tenaga.
"Ini semua gara-gara
Abi!!" Ketus Nurul dalam hatinya.
Nurul menyalahkan Haris
atas mimpinya tersebut bukan tanpa alasan. Kejadian saat dia meminta Haris
untuk melakukan senggama pagi tadi di tolak mentah-mentah oleh Haris karena
berasalan takut ketinggalan pesawat. Yang meninggalkan Nurul begitu kentang
seharian dengan nafsu syahwatnya yang menggebu-gebu akibat selalu terbayang
perbuatan zina Bu Susan dan selingkuhannya.
Namun yang tidak Nurul
mengerti adalah fakta bahwa objek pemuas nafsu dalam mimpinya tersebut justru
tak lain adalah Pak Primus. Majikan lelaki yang selalu membuatnya salah tingkah
dalam bersikap setiap kali mereka bertemu. Nurul tidak habis pikir kalau
perempuan baik-baik dan taat seperti dirinya bermimpi tentang dipuaskan oleh
laki-laki lain selain suaminya.
Usai sepenuhnya sadar,
Nurul pun kemudian bangkit dari tempat tidurnya yang sudah basah akibat air
kencingnya sendiri. Ia melirik jam di dinding pukul 4 pagi yang berarti
sebentar lagi akan adzan subuh.
Dengan langkah gontai,
diapun akhirnya memutuskan untuk mandi sebelum dirinya menunaikan ibadah sholat
subuh.
............................
Di tanah kalimantan, kini
Haris sampai dengan segala harapan untuk memperbaiki ekonomi keluarganya.
Setelah menempuh satu setengah jam perjalanan dengan pesawat, kini Haris akan
melanjutkan perjalanannya lagi dengan menggunakan kendaran travel yang telah dipersiapkan
pihak yang akan memperkerjakannya. Menurut beberapa omongan para calon pekerja
lainnya, letak tambang yang jadi tempat bekerja lumayan jauh dari perkotaan dan
aksesnya lumayan sulit.
"Baru beberapa jam
kayaknya udah ada yang kangen aja sama istri" sapa Pak Sukani duduk
disebelah Haris.
Haris tersenyum kecut,
mengingat kejadian dimana dia sempat diajak berhubungan badan oleh istrinya
sebelum berangkat, namun ditolak Haris dengan alasan takut ketinggalan pesawat.
Akan tetapi alasan tersebut hanyalah sebuah dalih untuk menutupi alasan
sebenarnya.
Ya, sesuai saran dari
dokter konsultasinya, Haris mencoba untuk tidak berhubungan badan dulu dengan
Nurul, apalagi ini adalah kesempatan yang bagus saat dia benar-benar jauh dari
istrinya tersebut.
Namun tentu saja perasaan
sedih dan bersalah mengiringi kepergiannya untuk beberapa minggu ini. Tampak
sekali wajah kecewa istrinya yang terus membayang di benak Haris ketika dia
menolak untuk bercinta dengan Nurul.
"Mas Haris takut
istrinya kenapa-napa???" tanya Pak Sukani lagi.
Haris mengangguk
"Iya Pak!! soalnya saya tidak pernah ninggalin dia sendirian" jawab
Haris.
"Apalagi--"
lanjut Haris terputus.
Tapi Pak Sukani langsung
seperti mengerti "Sama rumor yang beredar??" tanyanya.
Dan Haris pun mengangguk
mengiyakan "Saya takut dia semakin stress jadi bahan omongan tetangga
lagi" balasnya.
"Saya tidak
bermaksud apa-apa, tapi apa rumor tersebut benar mas???" tanya Pak Sukani
serius. "Kalau mas gak mau jawab juga gapapa" lanjutnya bermain tarik
ulur.
Haris menghela nafasnya
sebentar, mungkin sudah saatnya dia mengungkap fakta sebenarnya pada orang
lain, toh Haris berpikir kalau orangnya laki-laki seperti Pak Sukani pastilah
bisa menjaga rahasia karena dia terlihat seperti orang yang baik. Bahkan cukup
baik untuk menawarkan pekerjaan pada Haris.
"Rumornya gak bener
Pak! Alhamdulillah istri saya sehat dan baik-baik saja" jawab Haris.
"Apa mas
yakin???" tanya Pak Sukani sekali lagi.
Haris pun kembali
mengangguk "Yakin Pak! soalnya kita memang sudah pernah cek sama
dokter"
"Oalaahhhh.. gak
bener toh" angguk Pak Sukani.
Lalu dia melanjutkan
"Tapi kenapa kalian tidak punya anak?? bukannya kalian sudah nikah selama
6 tahunan"
"Sebenarnya masalah
ada sama saya Pak!" jawab Haris terbuka begitu saja.
"Maksud kamu??"
tanya Pak Sukani mulai bersemangat.
"Dokter bilang
sperma saya encer dan tidak kuat untuk membuahi istri saya, bahkan hampir
didiagnosa mandul" Ucap Haris menjelaskan. Entah kenapa ada rasa lega yang
mengangkat beban di dalam hati Haris dengan bercerita seperti ini.
"Astaga!!"
balas Pak Sukani kaget. Tapi itu semua hanyalah sebuah kebohongan belaka karena
Pak Sukani seperti sudah menebak hal ini.
6 Tahun yang lalu, Haris
dan Nurul pindah ke komplek perumahan yang di huni oleh Pak Sukani. Pada
awalnya, Pak Sukani tidak terlalu memperhatikan kedua pasangan pengantin
tersebut karena mereka terkenal dengan citra alim dan baik-baik. Dan bukan
karena Pak Sukani orang jahat, hanya saja dia cukup skeptis dan sentimental
dengan orang-orang seperti Haris dan Nurul yang bisa dikatakan sudah berhijrah.
Namun seiring berjalan
waktu, Pak Sukani pun akhirnya menyadari tentang "berlian" macam apa
yang tengah tertutup oleh baju kurung dan pakaian syar'i istri Haris tersebut.
dan Semuanya berawal dari ketidaksengajaannya melihat tubuh telanjang Nurul
yang begitu molek dan menggoda hasrat dan birahi pria manapun.
Saat itu keluarga Pak
Sukani sedang mengadakan khitanan anak bungsu mereka dan membuat pesta
kecil-kecilan dengan mengundang warga sekitar termasuk Haris dan Nurul. dan
diKarenakan hujan lebat, Haris dan Nurul pun harus sampai di rumah Pak Sukani
dengan basah kuyup karena waktu hujan turun mereka sedang di jalan menuju rumah
Pak Sukani.
Berniat baik, Pak Sukani
pun menawarkan pakaiannya kepada Haris yang basah kuyup agar tidak kedinginan.
Memang ukuran baju mereka berbeda, tapi karena Haris lebih kecil dari Pak
Sukani, maka dia yakin kalau Haris bisa memakai bajunya.
Pak Sukani pun menuju
kamarnya untuk mengambil baju salin untuk Haris. Yang Pak Sukani tidak tau,
ternyata istrinya juga menawarkan hal yang sama kepada Nurul. Dan saat itulah
kejadian tak terduga itu terjadi.
Pak Sukani dengan santai
masuk menyelonong kamarnya karena dia ingin mengambil baju di lemari, namun
alangkah terkejutnya dia saat dia membuka pintu kamar, justru yang terlihat
olehnya adalah tubuh mulus dan molek milik Nurul yang tengah berbugil tak
berbusana satu pun. Apalagi tubuh tersebut menghadap pintu sehingga Pak Sukani
bisa melihat dengan jelas seluruh aset kekayaan tubuh milik Nurul.
Nurul pun tak kalah
kagetnya saat itu, untung saja dia belum sempat berteriak karena Pak Sukani
langsung kembali menutup pintu setelah mengucap kata "maaf". dan
kejadian tersebut terjadi begitu cepat hingga Nurul dan Pak Sukani pun sadar
kalau hal tersebut adalah sebuah ketidaksengajaan belaka, sehingga meskipun Nurul
sudah memperlihatkan tubuh telanjangnya pada laki-laki lain, Namun dengan cepat
dia melupakan hal tersebut karena itu bukanlah salah siapa-siapa.
Tapi hal tersebut
tidaklah berlaku pada Pak Sukani. Karena meskipun kejadiannya begitu cepat,
namun Pak Sukani seperti sudah memotret bayangan tubuh telanjang Nurul dalam
benak layaknya sebuah kamera. Dan ingatan tersebut selalu terngiang-ngiang di
kepalanya setiap dia acap kali bertemu dengan Nurul.
Pak Sukani seperti tidak
bisa melupakan bagaimana putih dan ranumnya tubuh istri Haris tersebut,
payudaranya yang terlihat pas dengan badan kecilnya serta puting berwarna pink
yang menghiasi bongkahan daging sekal tersebut. Apalagi saat Pak Sukani melihat
ke arah selangkangan Nurul yang hanya ditumbuhi rambut-rambut halus dan tidak
lebat itu. membuat dia selalu beronani membayangkan bagaimana rasanya mencicipi
tubuh istri akhwat milik Haris tersebut.
Saking terobsesinya
dengan Nurul, Pak Sukani pun selalu mengikuti perkembangan hidup Nurul dan
suaminya, bahkan sampai pada titik dimana sebuah rumor kurang ajar berhembus
dikalangan warga, Pak Sukani dengan sangat yakin kalau Nurul tidaklah mandul.
tidak dengan tubuh sesehat dan seranum itu. Pak Sukani yakin sekali kalau Nurul
adalah wanita yang mempunyai rahim sehat yang kuat dan siap dibuahi kapan saja
dan dimana saja.
Saat itu pula lah Pak
Sukani menarik kesimpulan kalau sebenarnya yang bermasalah bukanlah Nurul, akan
tetapi suaminya si Haris. Dan pengakuan dari Haris barusan, membuat Pak Sukani
tersenyum girang dalam hatinya karena dia benar akan hal tersebut, Nurul
tidaklah mandul dan dia sehat-sehat saja.
"Mas Haris sudah
coba berobat??" tanya Pak Sukani kembali pada topik pembicaraan mereka.
Haris mengangguk
"Sudah Pak, obat sama aturan pola makan juga"
"Udah dicoba??"
tanyanya lagi.
"sudah"
"trus???"
"Masih belum
berhasil" jawab Haris.
Yeeeeeeessssss!!!! Pak
Sukani sangat girang mendengar hal tersebut, kini dia bisa menjalankan rencana
bejatnya yang telah dia susun dari dulu untuk mendekati Nurul.
"Istri mas sudah
tau??" tanya Pak Sukani.
Haris menggeleng
"Belum Pak"
"Gak coba pengobatan
tradisional gitu Mas?? semacam pijat atau yang lain??" tanya Pak Sukani.
"Belum tuh Pak,
belum pernah saya"
"Dicoba aja Mas!
siapa tau bisa membantu, kasian juga kan istrinya Mas Haris nungguin lama dan
tidak tau kalau mas Haris yang jadi sumber masalahnya, pasti dia pengen sekali
punya anak" Ucap Pak Sukani berpura-pura peduli.
Haris pun cukup terkejut
karena Pak Sukani seperti tau inti permasalahan keluarganya "Kok Pak
Sukani tau istri saya pengen punya anak??" tanya Haris.
"Taulah Mas! istri
manapun pasti mendambakan punya anak, dulu istri saya juga begitu" jawab
Pak Sukani.
"Iya nih Pak!! istri
saya suka uring-uringan kalau ngeliat orang lain gendong anak kecil" balas
Haris lesu.
"Mas Haris udah coba
alternatif lain??" tanya Pak Sukani.
Haris mengkerutkan
dahinya "Alternatif lain??"
"Iya, kayak bayi
tabung atau donor sperma gitu??"
Haris tertawa menggeleng
"Ah enggak Pak!! pasti mahal kalau yang begitu, lagian kan itu dosa"
"Emang mahal sih dan
dosa juga, tapi kalau mau yang gratis ya ada cara lain, tapi pasti gak
mungkinlah Mas Haris mau" Pancing Pak Sukani. Sejauh ini arah pembicaraan
mereka sesuai dengan keinginan yang diharapkannya.
Dan Haris pun sedikit
terpancing "Cara apa tuh Pak??" tanyanya penasaran.
"Ah gak jadi deh
Mas, gak mungkin Mas Haris mau dengan saran saya, mungkin saya yang bakalan
dikira gila sama Mas, lupain aja deh" Ucap Pak Sukani lagi-lagi bermain
tarik ulur dengan kata-katanya.
Namun karena sudah
terlanjur kepancing, Haris pun kembali berbicara "Gapapa Pak, siapa tau
saya cocok dengan solusinya"
"Beneran nih Mas??
tapi jangan anggap saya gak waras ya??"
"Iya"
"Jadi gini mas,
sebenarnya masalah Mas Haris kan cuma tidak bisa membuahi istri Mas saja,
Betul??"
"Iya betul"
"Saran saya, Gimana
kalau Mas Haris minta orang lain saja yang membuahi???"
"Maksud bapak istri
saya dibuahi sama laki-laki lain begitu????"
Pak Sukani mengangguk
"Iyaa"
"Gila aja Pak! Dosa
itu" teriak Haris yang menarik perhatian beberapa orang di dalam bus.
"Tuhkan apa saya
bilang, Mas Haris kagak bakalan mau dan bilang kalau saya gila kan??" Pak
Sukani terlihat seperti menyerah.
"Duh! maaf pak!
maaf" ucap Haris yang merasa kalau dia bersalah.
"Ya itu sih cuma
sekedar saran saja mas. bukan bermaksud apa-apa"
Haris mengangguk
"Iya Pak, maaf"
"Menurut saya sih
Pilihannya cuma dua mas, Satu secara dunia medis kayak bayi tabung atau donor
sperma yang harganya mahal dan pastinya ada kemungkinan untuk gagal serta
waktunya yang lumayan lama, atau solusi yang saya kasih tau tadi yang saya
yakin bisa menghasilkan hasilnya dengan cepat, tapi kalau untuk masalah Dosa,
kedua-duanya juga dosa kok mas. Jadi saya gak ngerti lah ya. hehehehe"
Pak Sukani menerangkan
dan memuluskan rencananya dengan membuat sugesti bahwa seolah-olah pilihan
kedua adalah pilihan yang paling bagus dengan mengatakan kalau kedua solusi
yang Haris punya, adalah sebuah tindakan yang berujung dosa. Dan yang
membedakan keduanya adalah antara gratis dan tidaknya saja.
Pak Sukani yakin dengan
kondisi ekonomi Haris saat ini akan membuat dia berpikir dan mempertimbangkan
opsi kedua dimana Istrinya akan dibuahi oleh laki-laki lain.
Dan sugesti tersebut
nampaknya berhasil karena Haris kemudian bertanya "Kalau saya pakai solusi
kedua, caranya gimana?? istri saya pasti tidak akan mau Pak! dan siapa yang
akan mau membuahi istri saya????"
Pak Sukani pun tersenyum
lebar mendengar pertanyaan Haris yang secara tidak langsung seperti memberinya
sebuah jalan ke surga. Rencana yang telah disusunnya bertahun-tahun tersebut,
akhirnya mulai menunjukkan tanda bahwa sebentar lagi akan terwujud.
"Kalau yang itu!
saya rasa saya bisa bantu" Senyum Pak Sukani nakal.
#Bersambung.............
0 Response to "Akhwat Yang Ternoda - Part 3"
Post a Comment