- PERMINTAAN TERAKHIR-
-Rozak –
Lelaki mana yang tidak
merasa kecewa jika perempuan yang dia sayang , yang dia cintai dengan tulus
bermain dengan lelaki lain dibelakangnya. Siapa yang tidak marah mendengar
semua ceritanya kala itu. Hari itu, dimana harapanku hancur oleh sikap
perselingkuhan yang ia lakukan selama ini. Aku yang masih menjaga perasaanku
dan hatiku untuknya justru ia yang tega melukai itu semua. Namun rasa kecewa
dan marahku itu tidak bisa mengalahkan rasa sayangku padanya. Apa aku memang
terlalu bodoh? Namun jujur aku tidak mungkin bersamanya. Lantas sekarang
bagaimana aku dapat menjaganya? Saat itu aku menghampirinya dan berkata pelan
berbisik padanya.
“Ini sudah takdir dari
Allah, mungkin dengan cara ini kamu bisa sadar dan kembali ke jalan yang benar
dek.” Aku berbisik pada yanti sambil mengelus kepalanya agar dia lebih tenang.
Beberapa menit dan akhirnya tangisnya mulai mereda.
“Iya mas, mungkin karna
selama ini aku juga udah gak jujur sama kamu jadinya aku kena karma seperti
ini, tapi aku harus gimana mas? Kalau orangtuaku sampai tau, lalu bagaimana
nasib anak ini? Aku bingung harus gimana?” Balas yanti padaku.
“Kamu tenang dulu ya dek,
aku akan pikirin dulu gimana baiknya. Yang penting kamu jaga janin yang ada dalam
kandungan kamu itu. Jangan sampai kamu gugurin ya.”
“Iya mas,, dosaku udah
terlalu banyak. Aku gak mungkin gugurin janin ini dan menambah banyak dosaku.
Aku ingin berubah , kembali kejalan yang baik. Aku ingin bertaubat mas.” Yanti
membuka matanya dan menatap kearahku
“Alhamdulillah jika kamu
punya niatan seperti itu, semoga benar-benar istiqomah nantinya.”
“Iya mas, tolong bantu
aku. Tolong tuntun aku mas.”
“Iya dek Insyaallah.
Yaudah kita pulang yuk, aku anter kamu ke kosan. Nanti biar aku pikirin dulu
gimana baiknya. Kasih aku waktu beberapa hari ya.”
“Iya mas..makasih ya kamu
gak ninggalin aku disaat seperti ini. Aku bodoh udah gak jujur sama kamu mas.”
“Udah jangan dibahas lagi
ya. Nanti kamu malah stress mikirin hal itu.”
Setelah yanti sedikit
lebih tenang aku mengantarnya pulang ke kosnya. Setelah sampai disana kulihat
Devi sudah pulang kerja. Dia nampaknya heran melihat aku sama yanti. Mungkin
karna udah lama aku gak jalan sama yanti dan main ke kosnya jadi dikira udah
gak berhubungan. Kemudian aku berpamitan dan kembali ke kosku…
Sepanjang perjalanan
pulang aku memikirkan apa yang harus kulakukan. Rasanya bingung juga dengan
kejadian ini. Satu hal yang pasti aku tidak mungkin menikahinya karna
orangtuaku melarang hal itu. Lantas apa? Aku bingung. Setelah sampai kos aku
masih berfikir bagaimana nasib yanti, bagaimana caraku membantunya. Entah ada
angin apa aku mendapat sedikit pencerahan. Ini adalah cara terakhir yang dapat
aku lakukan untuk menutupi aibnya.
Setelah mencari info
keteman-temanku akhirnya dapat juga kontaknya.
“Hallo selamat malam”
“Iya selamat malam, siapa
ya mas?”
“Perkenalkan namaku *****
mas, benar ini dengan mas edi supir?” aku menggunakan nama samaran.
“Iya mas saya edi, ada
keperluan apa ya?”
“Gini mas, saya ini tau
dari temen saya kalau mas edi dulu suka sama yanti kan waktu dia masih kerja
disana?”
“Iya mas, tapi saya
ditolak dan dicuekin karna mungkin wajah saya biasa-biasa aja.”
“Kebetulan mas, orangtua
yanti itu gak merestui hubunganya dengan pacarnya. Coba mas lamar dia
kerumahnya. Bilang sama orangtuanya kalau mas mau cepet nikahin pasti
orangtuanya gak bakal nolak. Apalagi saya denger mas edi sebenernya sudah cukup
mapan.”
“Beneran gak ini mas?
Takutnya saya ditolak kalau kerumahnya. Saya sih emang udah pengen nikah mas
usia udah 30 tahun masih jomblo.”
“Saya gak bohong mas.
Saya yakin kalau mas edi emang niatnya baik bakal diterima.”
“Iya iya mas, kalau saya
emang dari dulu sudah suka dan pengen ngajak dia nikah. Nanti tak bilang sama
orangtuaku mas buat lamarin dek yanti. Makasih yo mas buat infone. Eh
sebenernya anda ini siapanya ya kok bisa tau info ini?”
“Anggap aja saya ini
temenya yang peduli sama dia mas. Saya gak punya banyak waktu mas. Saya tutup
dulu telponya.”
“Owalah , iya iya mas,
maturnuwun ya mas udah dikasih tau.”
Aku menutup telponku.
Keputusan berat harus kuambil kali ini. Aku harus benar-benar meninggalkanmu
namun itu untuk menjagamu dan karna rasa cintaku padamu..
Singkat cerita dua hari
kemudian rencanaku berhasil. Aku mendapat kabar dari orang rumah kalau mas edi
sudah melamar yanti pada orangtuanya,, aku pura-pura tidak tau akan hal itu
didepan yanti.. Sore harinya aku mendapat pesan dari yanti….
“Assalamuallaikum mas
rozak.”
“Wa’alaikum salam dek..”
“Mas aku disuruh pulang
sama ibu.”
“Mungkin ibu kangen dek,
pulang aja kalau gitu.”
“Tapi kondisiku kayak
gini gak mungkin naik motor mas. Lagian aku takut kalau nanti ibu tau.”
“Naik bus aja kalau gitu
dek. Ibu nyuruh pulang bilang gak ada apa gitu?”
“Enggak mas, Cuma aku
disuruh pulang terus berhenti kerja. Disuruh kerja deket rumah aja.”
“Coba kamu turutin aja
kata ibumu dek, kalau kamu gak nurut sama orangtua nanti malah kamu lebih susah
lho.”
“Iya sih mas, tapi aku
takut mas. Kalau ibu tau nanti aku bisa diusir..”
“Kamu gak boleh mikir
negative dulu, bisa jadi ini solusi yang Allah kasih. Kamu harus deket sama
orangtuamu.”
“emm yaudah mas, aku
nurut deh. Kalau gitu aku mau bilang sama bosku kalau aku berhenti kerja karna
orangtua yang nyuruh.”
“Iya dek gitu aja biar
semuanya lebih baik…”
--Keesokan harinya—
“Mas aku pamit pulang ya.
Makasih udah nganterin aku sampai terminal.”
“Iya dek aku minta maaf
ya gak bisa nganterin kamu sampai rumah.”
“gakpapa mas. Tapi bentar
lagi kan kamu libur nanti kalau ada waktu main kerumah ya.mas rozak kan kemarin
bilang juga mau bantuin aku buat cari jalan keluar dari masalah ini. Gak
mungkin kan aku tutupin semua kalau perutku nanti mulai membesar”
“iya dek minggu depan aku
pulang kok.” (iya aku pulang bukan untuk melamarmu dek, namun karna aku tau mas
edi akan menikahimu minggu depan. Dan itu sudah disetujui oleh orangtuamu. Kamu
mungkin akan terkejut jika sudah dirumah. Aku tau orangtuamu tidak memberi tahu
lewat telpon agar kamu tidak mengatakanya padaku dan tidak ingin jika aku
melarangmu. Mungkin itu pemikiran mereka karna mereka tidak tau bahwa semua ini
ideku.)
Setelah berpamitan
akhirnya bus yang ditumpangi yanti berangkat. Sore harinya yanti mengirimkan
pesan padaku dan mengatakan bahwa dia sudah sampai dirumah… Dalam hatiku aku
merasa senang, namun seketika aku juga merasa sedih. Sebentar lagi kita tidak
akan bisa seakrab ini. Sebentar lagi kamu sudah tidak berhak untuk kumiliki.
Kuharap kamu bahagia nanti.
5 hari kemudian yanti
menelponku.. Aku sudah bisa menebak alasanya
“Assalamuallaikum mas
rozak.”
“Iya dek wa’alaikumsalam.
Ada apa dek?”
“Mas ternyata orangtuaku
udah jodohin aku mas,, besok lusa aku bakal dinikahin mas..”
“seriusan dek? Kok tiba
tiba gitu??” aku pura-pura terkejut akan hal itu.
“Iya mas, aku juga gak
tau.. tiba-tiba tadi udah diajak milih gaun pengantin sama cetak undangan.
Besok udah disebar undanganya mas. Aku harus gimana nih?”
“Mungkin itu alasan
orangtuamu nyuruh pulang kemarin dek. Kalau itu keputusan dari orangtuamu ya
ikuti aja, jangan sampai durhaka dek.”
“Terus hubungan kita
gimana mas? Aku gak mau kita pisah mas.”
“Ya mau gimana lagi dek,,
aku ikhlas kok demi kebaikan kamu. Lagian juga kamu emang harus cepet nikah
karna saat ini kamu butuh pendamping yang sah untuk anakmu nanti.”
Kudengar yanti menangis
diseberang sana. Sepertinya dia benar-benar sedih dan tidak ingin berpisah
denganku.. akupun merasakan hal yang sama. Aku tidak ingin berpisah darinya..
Namun aku harus kuat. Kuatkan aku Tuhan..
“mas rozak,, aku pengenya
sama kamu mas..”
“kadang cinta emang gak
bisa dipaksa dek. Mungkin selama ini kita yang terlalu egois. Orangtua tidak
merestui tapi kita masih nekat berhubungan.”
“maaf mas aku jadi
cengeng gini,,, maaf ya mas kalau selama ini aku banyak salah..”
“Iya dek maafin aku juga
ya selama ini egois.. Bisa aku minta satu hal?? Mungkin ini permintaanku yang
terakhir”
“Apa mas? Kalau bisa aku
bakal turutin.”
“Tolong besok kamu
sendiri yang bawa undangan kerumahku. Aku nanti sore pulang. Aku tunggu kamu
dirumah besok ya.”
“Iya mas insyaallah.. Aku
takut kalau gak kuat harus ngasih undangan itu ke kamu.”
“Kamu harus kuat, kalau
emang kamu sayang sama aku. Itu permintaan terakhir dariku.”
“Iya mas, aku akan dateng
besok.”
Yanti menutup telpon
itu.. Walaupun aku berlaga sok kuat namun hatiku juga hancur, kini semua sudah
berjalan.. Rencanaku sendiri yang membuatku sakit hati, namun aku yakin dengan
hal itu yanti akan bahagia kedepanya.
Sore harinya aku pulang
kerumah, perjalanan hampir 4 jam terasa begitu melelahkan.. Sampai rumah aku
melihat sudah banyak yang berubah. Sudah berapa bulan aku gak pulang rasanya
udah lama banget ya.. Karna capek aku langsung beristirahat..
Keesokan harinya yanti
mengirim pesan padaku bahwa dia barusaja mengambil undangan dari tempat
percetakan dan dia akan segera datang kerumahku.. Dan tidak sampai 10 menit aku
menunggu dia sudah sampai dirumahku,
“Assalamuallaikum.”
“Wa’alaikumsalam.masuk
dulu dek.” Aku mempersilahkan yanti untuk masuk.. Karna orangtuaku lagi kerja
jadi dirumah hanya ada aku dan adikku lagi sekolah.
“maaf mas..” yanti
meminta maaf sembari menyodorkan sebuah undangan padaku..
“kenapa kamu yang minta
maaf? Harusnya aku yang minta maaf, karna setelah ini aku gak bisa memenuhi
janjiku untuk jagain kamu lagi. Maaf ya dek.” Mendengar kata-kataku yanti
menangis cukup keras dan dengan cepat memelukku erat..
“aku gak pengen kita
pisah mas..hiks hiks”
“udah dek,, semua gak
bisa dipaksakan..aku akan berusaha ikhlas, kamu juga harus ikhlas..”
“iya mas,, tapi aku masih
gak rela kalau harus ninggalin kamu…”
“gakpapa dek asal kamu
bisa bahagia dan itu juga demi orangtuamu dan masa depan kamu.” Aku membalas
pelukan yanti, aku tidak bisa membohongi kalau saat ini hatiku begitu hancur..
Tapi aku harus kuat.
“Aku pesen sama kamu
nanti kalau kamu udah nikah, kamu harus berbakti sama suami kamu. Jangan sampai
kamu ulangi kesalahan kamu ya.. Jadi istri yang baik ya.. Aku pasti ikut seneng
kalau lihat kamu bahagia..” Aku berusaha menghapus airmatanya itu.. Aku juga
mencoba menguatkan diriku…
“Apa mas rozak akan
datang besok?” mendengar pertanyaan itu membuatku terdiam sesaat.. aku kembali
menatap kearah yanti
“Iya dek.. aku pasti
datang.. Aku pengen lihat orang yang kusayang bahagia, walaupun bukan
denganku..” mendengar jawabanku dengan cepat yanti kembali memelukku erat..
Karna takut akan berlama-lama dalam kesedihan aku memintanya untuk segera
pulang.. Aku gak pengen juga dia terlalu capek karna besok dia akan menikah
pasti banyak yang harus disiapkan..
“Kamu hati-hati ya,,”
“Iya mas,, aku pamit ya..
makasih untuk semuanya.. assalamuallaikum.”
“wa’alaikumsalam.” Yanti
mengendarai motornya semakin menjauh dari rumahku.. kulihat dia dari kejauhan..
Jujur hati ini berat melepasnya, namun apa daya..
Keesokan harinya aku
bersiap-siap untuk datang ke acara resepsi pernikahan yanti dan mas edi. Karna
tanteku rumahnya deket dengan yanti jadi dia tau persis kapan acar akad dimulai
dan dia memberitahu kepadaku. Aku sengaja tidak datang sebelum akad nikah,
namun aku akan datang setelah akad dan memepelai pengantin sudah naik keatas
panggung. Dan tepat sekali, aku datang pas yanti dan mas edi baru selesai akad
dan menuju keatas panggung. Kulihat raut wajah yanti tidak ada sedikitpun
senyum yang keluar dari bibirnya.. Dia nampak hanya diam, dan kulihat beberapa
kali menyapu air matanya… Setelah sesi foto keluarga selesai aku baru mendekat
ke panggung dan aku naik untuk bersalaman. Saat yanti melihatku raut wajahnya
berubah dengan cepat dia menghampiri dan memelukku.. Seketika suasana menjadi
berubah banyak yang melihat kearah kami.. Akupun berusaha menangkan yanti,,
“Udah dek jangan kayak
gini banyak yang lihatin tuh…” setelah beberapa saat yanti melepas pelukannya..
Akupun menghapus
airmatanya dan bersalaman denganya dan suaminya..
“Mas tolong jaga yanti
ya.. “ hanya itu kata yang kuucapkan pada mas edi, setelah itu aku langsung
pulang dan tidak lagi melihat kebelakang…
Inilah sebuah pengorbanan
cinta…
- TAMAT -
0 Response to "Cewek jilbab polos yang menjadi binal - Part 28"
Post a Comment