- KENYATAAN-
-Yanti –
Karena mual yang gak
kunjung sembuh aku mengirim pesan kepada Andi untuk mengantarku ke dokter.
Kebetulan karna dia shift malam jadi dia gak sibuk pagi-pagi gini. Diapun
mengiyakan dan bilang akan segera menjemputku. Aku memutuskan untuk sarapan
dulu daripada badan jadi lemes mual terus. Sebelum berangkat kerja tadi devi
sempat membelikanku bubur ayam. Baru juga makan habis separuh aku kembali mual
, seketika nafsu makanku menjadi hilang..
Setelah menunggu sekitar
15 menit akhirnya andi sampai depan kosku. Akupun keluar kamar dan mengunci
pintu. Kamipun berangkat menuju dokter yang dekat daerah sini. Untungnya
antrian disini gak terlalu panjang jadi kami gak perlu lama menunggu. Akhirnya
namaku dipanggil oleh suster , setelah masuk ke dalam ruang dokter seperti
biasa dokter menayakan keluhan dan sakit yang kualami kemudian memeriksaku.
Dokter : “Keluhan
sakitnya apa bu?”
Aku : “Ini dok tadi pagi
saya tiba-tiba mual, sampai sekarang belum enakan, padahal sudah minum air
hangat sama saya kasih minyak kayu putih dok.”
Dokter : “Saya periksa
dulu ya bu silahkan berbaring dulu.”
Akupun berbaring di
tempat tidur periksa dan dokter memeriksa bagian perutku dibeberapa titik.
Dokter : “Silahkan bu
duduk kembali.”
Aku : “Iya dok. Jadi saya
sakit apa dok?”
Dokter : “Ibu telat
datang bulan atau tidak?”
Deg mendengar pertanyaan
itu membuatku cukup terkejut, memang benar kalau dipikir pikir aku udah lama
gak datang bulan.
Aku : “Iya dok,
sepertinya bulan ini saya gak dapet.”
Dokter : “Dari hasil
pemeriksaan tadi kemungkinan ibu sedang hamil. Tapi saya belum bisa memastikan.
Coba ibu ke kamar mandi dulu gunakan tespack ini bu.”
Dokter memberiku tespack
kemudian aku menuju kamar mandi untuk mengetes urine ku.. Setelah menunggu
sesuai prosedur pemakaian ternyata ada garis dua yang muncul disana. Itu
berarti aku benar benar hamil..
Suster : “Sudah atau
belum bu? Kalau sudah silahkan keluar.”
Aku keluar dari kamar
mandi, kakiku rasanya lemas untuk melangkah. Aku berusaha kuat karna gak
mungkin aku merasa sedih ditempat seperti ini.. Aku menunjukan hasil testpack
itu kepada dokter.
Dokter : “Wah selamat ya
bu, ibu benar benar positif hamil”
Aku : “Iya dok makasih
ya.”
Kemudian dokter memberiku
vitamin untuk awal kehamilan. Setelah membayar aku kelaur dari ruang periksa.
Kulihat andi tidak ada diruang tunggu. Akupun menuju keluar klinik menuju
tempat parkir. Kulihat andi sedang menelpon seseorang nampaknya mereka cukup akrab
terbukti andi beberapa kali tertawa ceria.
Aku : “Ndi,, udah selesai
nih periksanya . Pulang yuk.”
Andi : “eeh iya bentar ya
aku tutup telpon dulu.”
Andi dengan nada bisik
bisik menutup telpon itu namun aku samar samar mendengar bahwa dia mengatakan
“Udah dulu sayang nanti aku telpon lagi.” Apa artinya itu andi sudah punya
pacar? Aku menjadi bingung. Siapa ayah dari anakku ini?? Saat ini rasa sedihku
tak bisa kututupi lagi. Sepanjang perjalanan aku meneteskan air mata.
Sampai dikos andi
bertanya kepadaku gimana hasil pemeriksaan dokter tadi.
Andi : “Tadi kata dokter
gimana?”.. Aku ragu ragu menjawab pertanyaan andi namun aku harus bilang
sejujurnya.
Aku : “A aaku hamil ndi.”
Aku tak kuasa menahan air mataku setelah mengatakan hal itu. Nampak ekspresi
andi juga cukup bingung dan apa yang harus dilakukan..
Andi : “kamu tenang dulu
ya. Apa kamu tau siapa ayahnya? Kita emang pernah lakuin itu tapi udah lama
banget kan.”
Aku : “Aku gak tau ndi,,
kata dokter mungkin usia kehamilan baru sebulan”
Andi : “Kita udah hampir
dua bulan gak lakuin itu kan. Terakhir waktu aku masih satu kos sama mas rozak,
dan waktu kamu ke kosku kita gak lakuin hal itu.”
Aku : “Jadi maksud kamu
ini bukan anak kamu?”
Andi : “Yah harusnya
seperti itu.. Lagian aku juga gak siap kalau harus nikah sekarang.. Aku gak mau
terlibat lagi..” Andi langsung pergi begitu saja dariku. Meninggalkanku yang
menangis mematung didepan kamar kosku.. Dalam fikirku rasa bingung dan bersalah
berkecamuk. Aku benar benar bodoh dan merasa berdosa..
Aku mengingat kembali
sakitar sebulan yang lalu om tarjo adalah orang yang berhubungan denganku
bersama teman temanya waktu ditempat karaoke. Aku mencoba menghubungi om tarjo
namun saat aku menelpon justru ada suara perempuan disebrang sana yang
mengangkat telponku.
Aku : “Halo om.”
W : “Halo, ini siapa?”
Aku : “Maaf ini nomernya
om tarjo kan?”
W : “Iya ini nomer suami
saya. Saya istrinya.”
Mendengar kata-kata itu
aku langsung terdiam dan kembali menangiss.
Aku : “Iyaa maaf bu..gak
ada apa-apa kok.” Aku langsung menutup telponku.. Aku masuk kekamar dan
menangis diatas tempat tidurku.. Rasa kecewa, sedih, bersalah dan merasa kotor
itu semua yang ada dalam benakku saat ini.
Dalam rasa sedih mendalam
ini aku mengingat seorang yang benar benar menyayangiku dengan tulus hingga
saat ini namun aku mengkhianati kesetiaannya. Aku mengingat mas rozak, sosok
yang tulus padaku dan mau menerimaku apa adanya.. Sudah sebulan lebih hubungan
kami renggang karna dia ingin berubah jadi lebih baik. Dia sering
mengingatkanku untuk ibadah dan sering menghubungiku namun aku yang terlalu
cuek dan lebih mementingkan nafsu birahiku.. Aku benar benar hina saat ini. Kenapa
aku sia-siakan dia Tuhan. Tangisku mengalir deras tak terbendung.
Saat ini andi dan om
tarjo tidak mungkin akan bertanggung jawab atas anak ini. Lalu apa yang harus
kulakukan. Apa aku harus mengatakan sejujurnya pada mas rozak? Bimbang dalam
hatiku, namun sebaiknya itu yang kulakukan.. Aku tidak bisa terus
menyembunyikan semua. Tidak mungkin pula menutupi kehamilanku dan aku tidak mau
menggugurkan janin ini.. Dosaku sudah terlalu banyak aku tidak mau menambahnya
lagi..
Aku memberanikan diriku
untuk menelpon mas rozak. Setelah menelpon beberapa kali akhrinya dia
mengangkat telponku
Aku : “Assalamuallaikum
mas rozak.”
Mas Rozak :
“Wa’alaikumsalam, ada apa dek? Kok tumben telpon kamu gak kerja?”
Aku : “Ada yang mau aku
omongin mas,, nanti sore ada waktu untuk ketemu?”
Mas Rozak : “Emm kok
kayaknya serius banget dek? Ada masalah apa?”
Aku : “Aku ceritain nanti
ya mas kalau kita ketemu.”
Mas Rozak : “Iya
Insyaallah nanti sore bisa ketemu kok.Mau aku jemput ke kos?”
Aku : “Iya mas.. Tolong
jemput kesini ya.”
Mas Rozak : “Tumben
bahasanya pakai kata tolong?”
Aku : “gakpapa mas. Aku
seneng aja kamu masih mau ketemu sama aku.”
Mas Rozak : “Kok sampai
gitu ngomongnya dek?”
Aku : “Aku tunggu ya mas.
Assalamuallaikum”
Aku langsung menutup
telponku. Rasanya aku masih menganggap diriku sudah tak pantas untuknya. Aku
tidak tau apakah mas rozak akan marah dan meninggalkanku nanti setelah aku
mengatakan semuanya.
Sore pun tiba dan mas
rozak sudah mengirim pesan padaku bahwa dia sudah berangkat menuju kosku.. Aku
mengganti pakaianku dengan pakaian yang dulu dibelikan olehnya. Gamis yang
indah berwarna merah muda. Dengan memakai jilbab yang senada. Aku berusaha
tampil sebaik mungkin untuknya.
“Assalamuallaikum”
Kudengar suara dari depan kamarku. Sepertinya mas rozak sudah sampai.
“Wa’alaikumsalam. Iya mas
bentar ya.” Aku bergegas merapikan pakaianku dan membuka pintu kamarku. Didepan
sana kulihat sosok lelaki yang benar benar berbeda dari terakhir aku bertemu
denganya. Dengan kemeja rapi dan celana hitam mas rozak terlihat lebih dewasa..
Dia juga nampak cukup terkejut melihatku berpakaian seperti ini..
“Subhanallah.. Kamu
nampak lebih cantik dengan gamis ini dek.”
“Makasih mas.”
“Astagfirullah, maaf ya
jadi terlalu merhatiin tubuh kamu.”
“gakpapa mas. Aku juga
minta maaf.”
“Kamu kan gak salah dek
kenapa minta maaf?”
“Aku banyak salah mas.
Kita cari tempat yang enak buat ngobrol dulu ya.”
“Hmm iya deh,, nanti kamu
ceritain ya..”
Aku membonceng mas rozak
menaiki motornya. Sudah sangat lama aku tidak bersamanya. Reflek tanganku
merangkulnya. Namun mas rozak menolak tanganku. Aku cukup sedih karna hal itu..
Setelah berjalan beberapa menit kamu sampai disebuah café yang nyaman untuk ngobrol
dan tempatnya masih sepi karna masih sore. Biasanya kalau malam pasti banyak
anak muda yang nongkrong.
Setelah memesan minum dan
tempat duduk akhirnya aku memberanikan diri untuk membuka obrolan ini..Satu hal
yang kuharap adalah mas rozak tidak pergi meninggalkanku walaupun itu sulit.
Aku : “Maaf mas, aku
dadakan ngajak kamu ketemu.”
Mas Rozak : “Iya gakpapa
dek, lagian aku lagi gak sibuk kok. Kamu mau ngomongin tentang apa ?”
Aku : “Sebelumnya aku
mohon sama mas rozak walaupun nanti mas rozak marah sama aku tolong dengerin
sampai ceritaku selesai. Dan aku mau minta maaf mas kalau ceritaku nanti bikin
mas rozak kecewa.” Mendengarku mengatakan hal itu ekspresi wajahnya berubah
menjadi lebih serius.
Mas Rozak : “Iya dek
Insyaallah ya. Aku akan dengerin semua cerita kamu. Jadi ada apa sebenernya?”
Minuman yang kami pesan
akhirnya sampai.. Setelah meminumnya sedikit barulah aku mulai menceritakan
semua.
Akupun menjelaskan semua
yang terjadi sejak aku menginap dikosnya sampai sekarang ini kepada mas rozak.
Mendengar semua yang kuceritakan mas rozak hanya diam dan tidak berkata apapun.
Dari raut wajahnya aku tau dia merasa kecewa dan marah, namun dia tidak
memalingkan wajah dariku dan tetap mendengarkan semuanya sampai ceritaku
selesai. Setelah semua ceritaku selesai kami saling terdiam. Aku mulai
meneteskan air mataku , aku tidak berani untuk menatapnya walaupun mas rozak
didepanku. Aku memejamkan mataku menutupnya dengan kedua tanganku. Tiba-tiba
kudengar suara kursi didepanku bergeser. Apakah mas rozak pergi?
-Bersambung-
0 Response to "Cewek jilbab polos yang menjadi binal - Part 27"
Post a Comment